Kasus Mpox atau Monkeypox di Afrika Ngegas, Apa Indonesia Keluarkan Aturan Pembatasan Perjalanan?

Read Time:2 Minute, 1 Second

designsuperstars.net, Jakarta Kementerian Kesehatan RI menyatakan saat ini tidak ada peringatan perjalanan atau pembatasan perjalanan dari atau ke Afrika seiring meningkatnya kasus cacar monyet atau monkeypox di beberapa negara di sana. Meski begitu, prinsip kehati-hatian tetap harus diutamakan saat bepergian ke berbagai kawasan di sana.

“Sejauh ini belum ada peringatan atau pembatasan perjalanan menuju atau dari Afrika, namun pemerintah menghimbau wisatawan dari Indonesia ke Afrika untuk berhati-hati,” kata Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr Achmad. Farchanny Tri Adryanto, M.K.M.

Salah satu bentuk pencegahannya adalah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan perilaku seksual sehat dan aman, seperti ditegaskan Farchanny.

Pasalnya, Mpox menular melalui kontak dekat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, seperti kontak seksual atau kontak tidak langsung dengan benda atau droplet yang terkontaminasi.

Penularan melalui droplet biasanya memerlukan kontak dekat yang berkepanjangan, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau melakukan kontak dekat dengan suatu kasus berisiko tinggi tertular.

Mpox menjadi darurat internasional

Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terjadi peningkatan kasus cacar monyet di Kongo dan beberapa negara tetangga seperti Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda. Hal ini menyebabkan WHO kembali mengumumkan pada 14 Agustus 2024 status penyakit mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

PHEIC adalah peristiwa luar biasa yang mengancam kesehatan masyarakat di negara lain melalui penyebarannya secara global dan responsnya memerlukan respons internasional.

“Jelas bahwa respons internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan wabah Mpox dan menyelamatkan nyawa,” kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus.

 

Tedros mengatakan bulan lalu bahwa sekitar 90 kasus varian clade 1b telah dilaporkan di negara tetangga Kongo, yang belum pernah melaporkan kasus mox sebelumnya.

“Menghentikan epidemi ini memerlukan respons yang komprehensif dan personal, dengan komunitas sebagai pusatnya, seperti biasa,” kata Tedros.

Tolong Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dr. Yudhi Pramono, MARS menegaskan, Indonesia akan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman penularan Mpox.

“Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan meningkatkan kesadaran dan menyiapkan langkah-langkah kesiapsiagaan dan respons terhadap Mpox yang oleh WHO telah diubah namanya menjadi PHEIC,” jelas Yudhi.

Antisipasi dilakukan dengan meningkatkan pengawasan terhadap orang, alat transportasi, barang dan lingkungan di pintu masuk negara, terutama yang berasal dari negara tertular.

Selanjutnya, meningkatkan pengawasan penyakit Mpox di pintu gerbang dan wilayah, meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi respons dengan pemangku kepentingan terkait di pintu gerbang di negara dan wilayah. Serta meningkatkan edukasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat di pintu masuk.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post PGN dan Surge Kerja Sama Penyediaan Jaringan Pipa Gas dan Internet Terjangkau
Next post Intip Deretan Mobil yang Belum Bisa Dibeli Pengunjung GIIAS 2024
PAY4D slot jepang slot 1000 jepang slot lapaktoto