designsuperstars.net, Jakarta Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Dokter Spesialis Anak Konsultan Prof. Hindra Satari mengungkapkan, keluarga bayi di Sukabumi, Jawa Barat menolak melakukan autopsi terhadap anak berusia dua bulan tersebut. anak yang meninggal setelah vaksinasi.
“Pihak keluarga tidak mau dilakukan otopsi dan menolak tuntutan polisi dan pengacara,” kata Hindra dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan RI, Minggu, 30 Juni 2024.
“Pihak keluarga menyatakan sudah menerima kematian mendiang bayi MKA,” lanjut Hindra.
Sebelumnya, Komnas menyarankan KIPI melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian bayi berinisial MKA tersebut. Jadi belum jelas apakah ada hubungannya dengan vaksinasi atau tidak.
Berdasarkan audit kausal yang dilakukan Komisi Daerah KIPI Jawa Barat dan Komisi Nasional (Komnas) KIPI. Berdasarkan hasil audit, penyebab kematiannya belum dapat ditentukan.
“Audit KIPI dilakukan bersama Komisi Daerah KIPI Jabar dan Komisi Nasional KIPI. Berdasarkan hasil audit belum bisa disebutkan penyebab kematiannya, disarankan dilakukan otopsi untuk melihat kalau dikaitkan dengan vaksinasi,” kata Hindra.
Beberapa jam setelah vaksinasi ganda, anak tersebut meninggal
Anak MCA meninggal beberapa jam setelah mendapat vaksinasi empat jenis vaksin TBC, BCG, DPT-HB-Hib, obat tetes polio, dan vaksin rotavirus.
Setelah divaksin, kondisi bayi normal, namun tak lama kemudian tubuhnya melemah. Ia kemudian dibawa ke Puskesmas dan langsung dibawa ke rumah sakit, namun bayi tersebut meninggal di rumah sakit, yakni pada 11 Juni 2024.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia juga menerima sampel vaksin MKA yang disuntikkan pada bayi yang meninggal tersebut.
Pengambilan sampel vaksin dilakukan untuk menilai kualitas vaksin.
BPOM juga sudah mengambil sampel vaksin yang diberikan kepada almarhum kelahiran MCA. Ini untuk uji mutu. Begitulah uji mutunya, kata Hindra.