Kembali ke Meja Makan dengan Keluarga, Jadi Momen Berbagi Rasa Antara Anak dengan Orangtua

0 0
Read Time:2 Minute, 34 Second

designsuperstars.net, Semarang Banyak sekali manfaat dari kebiasaan makan bersama keluarga di rumah. Selain menjadi kunci bonding antara orang tua dan anak, makan bersama juga dianggap saat yang tepat untuk menyampaikan nasehat kepada anak.

Demikian disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dokter Hasto Wardoyo, Gerakan Sarapan Gizi Keluarga dengan Kembali ke Meja Makan di Semarang, Jawa Tengah.

“Tugas pagi ini adalah tugas kembali ke meja makan, manfaat kembali ke meja makan itu banyak sekali. “Saat ini, orang tua sering kali kehilangan waktu dan kehilangan arah, sering kali kita yang sudah tua kehabisan kata-kata untuk bisa diajak bicara.” anak-anaknya,” kata Dokter Hasto, di Gedung Palai Diponegoro, Semarang, Jumat (28/6/2024).

Seiring bertambahnya usia anak, banyak dari mereka mulai menjalani kehidupan terpisah sehingga menyulitkan mereka untuk berkomunikasi dengan orang tuanya.

“Salah satu caranya adalah dengan kembali ke meja makan, barulah kita bisa bertemu dan berbagi perasaan disana. Keuntungan dari meja makan itu banyak sekali, salah satunya adalah bisa berproduksi.” Dan kalau kita mau menasehati anak-anak , kita bisa merasakannya di meja makan, itu juga enak,” tambah Hasto.

Dengan duduk bersama di meja makan, orang tua juga bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk berbagi nutrisi dengan anaknya.

Misalnya, orang tua bisa menjelaskan apa yang mereka makan dan bagaimana makanan bermanfaat bagi tubuh dengan bahasa yang sederhana.

“Mempromosikan gizi seimbang, mencegah cacat lahir ada manfaatnya, saya yakin itu bisa dilakukan,” kata Hasto.

Dalam acara yang sama, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan hal serupa.

Menurutnya, gerakan sarapan bergizi merupakan salah satu contoh upaya mengurangi atau mengurangi masalah persalinan.

“Gerakan menghadirkan kembali pangan ini sangat baik, sehingga kita berharap masyarakat di Jawa Tengah tidak terlalu sibuk hingga melupakan keluarga kita,” kata Nana.

Ia merasa perlu menghabiskan waktu berkualitas bersama sebagai sebuah keluarga. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberikan sedikit perhatian Anda.

Nana menambahkan, keluarga bahagia erat kaitannya dengan perkembangan karakter bangsa.

“Dengan keluarga bahagia maka bangsa ini akan berkarakter dan kuat serta maju,” kata Nana.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa waktu makan bersama keluarga seringkali sulit didapat karena anak lebih memilih menghabiskan waktu di restoran bersama temannya.

Menurut Hasto, hal ini sungguh sebuah tantangan, seolah-olah anak-anak sudah hidup di dunianya sendiri. Orang tua sering kali kehabisan cara untuk menjalin ikatan dengan anak-anaknya. Oleh karena itu, mendorong kebiasaan makan bersama sejak kecil merupakan upaya atau upaya agar anak mempunyai hubungan yang baik dengan orang tuanya hingga ia dewasa nanti.

“Karena kalau tidak diusahakan, menurut saya juga susah. Upaya itu ada maknanya yang dalam, karena menurut orang kafir, kalau ada konflik, lebih baik diserahkan ke dua tempat. di meja makan, dan dua orang di mobil juga menyarankan hal yang sama.”

 

Hasto mengatakan, jika tidak bisa makan bersama terus-menerus, bisa dibuat kesepakatan untuk makan bersama. Misalnya saja pada malam hari untuk makan bersama. Jika tidak bisa, rencanakan makan bersama seminggu sekali. 

“Kita mungkin tidak bisa makan bersama di meja makan bersama anak-anak kita setiap hari, tapi selalu ada waktu berkualitas yang bisa didapat. Kalau tidak bisa setiap hari, siapa tahu, mungkin Anda bisa kembali lagi. meja makan bersama seminggu sekali,” tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto