designsuperstars.net, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, perlu fokus pada tiga langkah pengobatan penyakit ginjal kronis. Tiga langkah pertama adalah deteksi dan penanganan dini.
Kedua, pemerataan akses terhadap layanan kesehatan dan terapi baru yang tepat bagi semua orang, kata Dante, kemarin.
Yang ketiga, ujarnya, adalah pemberdayaan pasien dan masyarakat sebagai kunci pencegahan dan penanganan penyakit ginjal kronis.
Mahatma Gandhi mengutip, bahwa kekayaan sejati adalah kesehatan, bukan emas atau perak. Menurutnya, kutipan tersebut juga berlaku untuk kesehatan ginjal karena organ ini merupakan salah satu aset terpenting manusia.
“Ginjal kita dapat bekerja tanpa lelah setiap hari untuk menyaring darah, membuang limbah beracun dari tubuh, fungsi penting yang memungkinkan kita menjalani hidup sehat dan produktif,” jelasnya.
Ia mengatakan penyakit ginjal kronis telah menjadi pandemi global yang menyerang 850 juta orang di seluruh dunia, dan menyebabkan 3,1 juta kematian setiap tahunnya pada tahun 2019.
Di Indonesia, lanjutnya, penyakit ginjal kronik menduduki peringkat ke-10 penyebab kematian tertinggi dengan prevalensi hampir 750 ribu orang di atas usia 15 tahun.
Riset Kesehatan Dasar menunjukkan peningkatan proporsi penduduk dengan kasus ginjal sebesar 0,2 persen pada tahun 2013, meningkat menjadi 0,4 persen pada tahun 2018, ujarnya.
Selain itu, kata dia, penyakit tersebut menyebabkan beban pendanaan yang tinggi. Mengutip BPJS, dia menyebutkan akan terjadi peningkatan pendanaan penyakit ginjal kronis pada tahun 2023 dari 2,1 triliun pada tahun 2022 menjadi 2,9 triliun pada tahun 2023.
Bayangkan. 0,8 triliun, hampir 1 triliun dalam 1 tahun, ujarnya.
Dijelaskannya, strategi Kementerian Kesehatan dalam penanganan penyakit ini termasuk dalam transformasi kesehatan 2021-2024, yaitu metode promotif dan preventif seperti deteksi dini, penguatan layanan rujukan, peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga kesehatan, serta membangun dan memperkuat kemitraan. .
Pada kesempatan itu, Wamenkes mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan melalui media sosial, talkshow, dan lain-lain, sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit tersebut, serta membangun komitmen bersama.