designsuperstars.net, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menduga 50 persen impor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) China tidak terdaftar. Produk TPT yang tidak terdaftar merupakan produk ilegal.
Ini Plt. Wakil Presiden UKM Kemenko UKM, Temmy Setya Permana Cabang KemenkopUKM; Jakarta Selasa (6/8/2024) saat diskusi bersama mengenai masuknya produk impor. Temi mengatakan, ada 50 persen nilai impor yang tidak terdaftar dan diduga ada barang yang diimpor secara ilegal karena tidak terdaftar.
Temi mengatakan potensi terbesar impor tidak terdaftar di HS (60-63) adalah dalam bentuk pakaian jadi. Tami mengatakan, “Ada perbedaan besar dalam kode HS (61-63) untuk pakaian jadi.
Potensi kerugian akibat impor TPT yang tidak terdaftar mencapai sekitar Rp 29,7 triliun pada tahun 2021. Perkiraan angka kerugian tersebut sebesar Rp58,1 triliun dari total perkiraan ekspor Tiongkok ke Indonesia, sedangkan yang tercatat secara resmi hanya sebesar Rp28,4 triliun.
Pada saat yang sama, Potensi kerugian impor TPT asal Tiongkok yang tidak terdaftar sekitar Rp 29,5 triliun pada tahun 2022. Perkiraan kerugian ini memperkirakan total ekspor Tiongkok ke Indonesia sebesar Rp61,3 triliun, sedangkan yang tercatat secara resmi hanya Rp31,8 triliun.
Secara keseluruhan, masuknya barang-barang impor ilegal dapat merugikan pekerja sebesar 2 triliun Rial per tahun, dan 67.000 pekerja berisiko kehilangan pekerjaan. Selain itu, PDB TPT multisektor memiliki potensi kerugian sebesar Rp11,83 triliun per tahun.
Selain itu, kerugian pemerintah di sektor perpajakan diperkirakan sebesar $6,2 triliun, termasuk pajak sebesar $1,4 triliun dan tarif sebesar $4,8 triliun.
Untuk mengatasi masuknya impor ilegal, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah merekomendasikan bea masuk akhir 200 persen atas barang konsumsi atau kebijakan perawatan (BMTP) untuk kode HS 58-65. Kemudian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mendukung usulan Kementerian Koordinator Perekonomian mengenai insentif perubahan struktur mesin berupa pembebasan bea masuk mesin.
Ia mencontohkan: Jadi 200% bukan masalah, tapi agar industri ini terus berkembang, sebaiknya kita hanya mengurus bahan mentahnya saja, bukan produk akhirnya.
Untuk informasi Anda; Data ini ada di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Itu berasal dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Benang dan Benang Indonesia (APSyFI).
Koresponden: Suleiman
Sumber: Merdeka.com
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkafli Hassan mengambil tindakan lebih lanjut terhadap beberapa impor ilegal ke Indonesia. Banyak dari barang-barang ini diekspor ke Asia, Rupanya dikirim dari Asia Tenggara dan China.
Mendag Zulkifli mengamini banyak negara yang mengincar Indonesia sebagai pasar produknya. Negara asal tidak disebutkan, namun Asia Tenggara diidentifikasi sebagai sumber barang tersebut.
Menteri Perdagangan Zulkafli Hassan juga punya kawasan Asia. Asia Selatan termasuk Asia Tenggara.
“Berbagai negara dari ASEAN, Cina Ada Asia Selatan dan negara lain,” kata Mendag Zulkifli, Selasa (6/8/2024) di Sikarang, Jawa Barat.
Ia mencatat, ada pula Warga Negara Asing (WNA) yang terlibat dalam impor barang impor ilegal tersebut. Penemuannya sudah lama terjadi di kawasan utara Jakarta.
“Yang menarik (Pantaindrakasalam) Kasalam itu diimpor dari beberapa negara, dan yang jual di sini didatangkan dari luar negeri, jadi diimpor dari luar negeri. Karena berasal dari luar negeri, itu menjadi ‘populer’.
Dalam penindakan tersebut, Satgas melakukan penindakan penertiban barang impor ilegal senilai investasi 46,18 miliar. Sebelumnya dilakukan untuk barang senilai 40 miliar Rial.
Sejumlah besar bahan diperoleh Satgas untuk memantau barang-barang tertentu dalam tata niaga impor. pakaian bekas; pakaian jadi; Mulai dari tekstil hingga elektronik.
Bareskril Polri telah menindak 1.883 kantong pakaian bekas sebagai bagian dari upaya penertiban barang impor ilegal. Kemudian, melalui Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tanjung Priok, Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengamankan 3.044 lembar uang kertas Presiden.
Karpet dari Dinas Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Sikarang. 695 jenis produk jadi, termasuk handuk, dll, disita. lalu nilon poliester Bahan kimia dll. Tekstil 332 Bungkus.
Lalu 371 sepatu. 6.578 perangkat elektronik; laptop, telepon seluler; Mesin fotokopi dll. 5896 Segala jenis pakaian. Pakaian dan aksesoris siap pakai.
Selain itu, Kementerian Perdagangan telah menjaminkan 20.000 gulungan tekstil atau TPT (produk tekstil). TPT diduga tidak dilengkapi izin impor dan laporan surveyor mengenai kedatangan barang tersebut tidak jelas. Dokumen lain terkait asal barang sejumlah 20.000 rubel.