Kenapa Batita Gemar Mengulang Aktivitas? Ini Alasannya

Read Time:3 Minute, 22 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Pernahkah Anda melihat seorang balita dengan gembira mengulangi aktivitas yang sama berulang kali, seperti menyanyikan lagu yang sama berulang kali atau tanpa henti memainkan mainan kesayangannya?

Orang dewasa mungkin menganggap perilaku ini membingungkan atau bahkan menjengkelkan. Namun, bagi balita, aktivitas yang berulang-ulang merupakan hal yang wajar dan bahkan penting untuk perkembangannya.

Alyssa Sinelli, dalam artikelnya “Mengapa Balita Suka Pengulangan?”, menulis: Dia menunjukkan bahwa perilaku berulang adalah hal yang normal di masa kanak-kanak.

Melakukan hal yang sama berulang kali adalah cara bagi anak kecil untuk belajar dan bertumbuh. Aktivitas rutin atau pertanyaan yang sering diajukan membantu mereka merasa aman dan terlindungi.

Balita cenderung mengulanginya

Anak-anak menyukai pengulangan. Hal ini karena pengulangan memberi mereka rasa keakraban dan kenyamanan. Rutinitas yang konsisten membantu balita memahami dunia di sekitar mereka dan merasa aman mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Misalnya, balita yang terbiasa bermain setelah sarapan pagi akan merasa lebih rileks dan menikmati makanannya tanpa khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pengulangan juga merupakan bagian penting dalam proses belajar anak.

Pesan dari keluarga Verywell, Dr. “Bentuk pengulangan dapat mencakup pengulangan frasa, lagu, dan sajak yang sudah dikenal, atau membaca buku berulang kali,” kata Pierre Mimi Poinsett, dokter anak dan penasihat medis di Mom Loves Best. Ini membantu anak-anak belajar dan memahami konsep-konsep baru dengan lebih baik.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih mudah menyerap informasi dan memperluas kosa kata mereka dengan berulang kali mendengar informasi dalam sebuah cerita.

Pengulangan juga merupakan naluri alami banyak balita. Menurut Pamela Green, seorang pendidik Montessori, anak cenderung mengulangi aktivitas atau tugas tertentu hingga ia merasa siap dan siap untuk melanjutkan ke aktivitas baru berikutnya.

Contoh umum aktivitas berulang yang dilakukan balita adalah bermain. 

Setelah anak Anda belajar menaiki tangga di taman bermain, kemungkinan besar Anda akan melihat mereka dengan penuh semangat naik dan turun tangga berulang kali. Atau dia bisa memerankan adegan yang sama dengan bonekanya, memberi mereka makan malam dan menidurkan mereka. Anda mungkin juga menemukan bahwa permainan tersebut mencerminkan rutinitas harian Anda, seperti memasak makan malam atau menyusun kata-kata yang sering Anda ucapkan.

“Dengan mengulangi aktivitas, anak-anak hanya fokus pada apa yang mereka lakukan, yang mengarah pada rasa penguasaan dan pencapaian,” kata Green. Anak akan mengalami perbaikan dan penguatan tubuh melalui pengulangan gerakan.

Contoh lainnya adalah anak suka sering bertanya. Kalaupun kemarin mereka bertanya apakah mereka bisa menjadi dokter di masa depan, kemungkinan besar mereka akan mengulangi pertanyaan itu hari ini, besok, dan bahkan lusa. Kegiatan ini merupakan tugas yang umum dilakukan oleh balita.

Selain membantu anak memahami dunia, pertanyaan yang sering diajukan juga bisa menjadi cara untuk mendapatkan dukungan emosional. dokter. Poinsett menjelaskan, anak merasa nyaman mengulang pertanyaan karena dapat membantu mengurangi kecemasan dan membangun kepercayaan diri.

Pertanyaan berulang juga dapat menjadi cara bagi mereka untuk terhubung dengan orang tua, dengan menggunakan strategi yang sudah berhasil menarik perhatian dan menciptakan keterlibatan.

Meskipun perilaku berulang pada balita pada umumnya aman, terkadang hal ini dapat membuat orangtua kewalahan. Jika Anda merasa terganggu, tidak apa-apa mengalihkan perhatian anak Anda dengan aktivitas lain, seperti membaca buku baru di ruangan lain.

Untuk pertanyaan berulang, mintalah anak Anda mengingat jawaban yang telah Anda berikan. Dan untuk pertanyaan “mengapa?” Nggak berhenti, nggak apa-apa kalau dibilang nggak tahu jawabannya juga.

Jika Anda merasa sedih, istirahatlah. Anda dapat bergantian dengan pasangan atau pengasuh lain atau mendorong anak untuk bermain secara mandiri.

Namun, penting untuk diingat bahwa pengulangan adalah bagian penting dari proses pembelajaran dan pengembangan mereka. Ini membantu mereka memahami dunia dan mengembangkan keterampilan baru.

Seperti yang dikatakan Green, “Pengulangan adalah proses anak-anak, bukan proses orang dewasa.”

Namun sebaliknya, jika anak sudah berusia di atas 3 tahun dan masih menunjukkan perilaku repetitif, orang tua juga harus berhati-hati, seperti mengulang kata dengan sangat tepat dan spesifik, terlalu banyak menggerakkan tangan, membalikkan badan, dan membersihkan. ke atas. objek secara terus menerus

Perilaku ini mungkin mengindikasikan gangguan spektrum autisme (ASD) dan memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter anak atau penyedia layanan kesehatan. Konsultasi dengan dokter anak selalu disarankan jika Anda memiliki kekhawatiran atau keraguan terhadap tumbuh kembang anak Anda.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Bingung Pilih Prodi UM PTKIN? Ini 25 Jurusan Pendidikan Agama Islam Terakreditasi Unggul
Next post Tips Sehat Konsumsi Hidangan Lebaran, Jangan Panaskan Makanan Bersantan Berulang-ulang