Klaster Usaha Jamu Bintara di Palembang Makin Sukses Berkat Dukungan BRI

Read Time:2 Minute, 47 Second

designsuperstars.net, Palembang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen untuk terus memantau dan memberdayakan usaha kecil dan menengah melalui program My Life Cluster. My Life Cluster merupakan wadah pengembangan bisnis bagi UKM.

Salah satu klaster yang mendapat dukungan dan pelatihan dari BRI adalah Klaster Usaha Jamu Bintara yang berlokasi di Desa Kutobatu, Kecamatan Ilir Timur 3, Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Klaster Bisnis Jamu Bintara telah mampu melatih para ibu untuk menghidupi keluarganya secara ekonomi.

Sejarah Klaster Bisnis Jamu Bintara berawal dari ketertarikan masyarakat palembang yang masih gemar menggunakan jamu tradisional. Mereka meyakini jamu memiliki banyak manfaat, mulai dari membantu meningkatkan imunitas tubuh, menjaga kadar kolesterol, menambah nafsu makan, hingga mengobati segala hal mulai dari batuk berdahak, sakit kepala hingga wasir.

Berlandaskan keyakinan dan melihat adanya peluang bisnis, para perempuan pun mulai mengabdikan diri pada bisnis jamu. Mereka memproduksi obat-obatan herbal di dapur rumah mereka. Dari segi rasa, jamu buatan warga Kampung Nyamu Bintara ini tidak bisa dianggap remeh. Meski penyiapannya tradisional, namun para dukun bisa menjaga rasa aslinya.

Dari segi kualitas, jamu produksi masyarakat Desa Nyampung Bintara sudah tidak perlu diragukan lagi. Menggunakan rempah-rempah tanpa bahan tambahan kimia, ramuan herbal ini dinilai sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis jamu ini sudah menjadi bisnis turun temurun. 

Salah satu warga yang sudah menjalankan usaha tersebut secara turun temurun adalah Dian Lestari Ekawati. Wanita 42 tahun ini sudah berjualan sejak 2019. Ia biasa menjual produknya di Pasar Kuto. Sekalipun Anda sudah berkecimpung dalam dunia bisnis selama beberapa generasi, tantangan dalam menjalankan bisnis tidak pernah bisa diabaikan.

“Tentunya saya punya kendala. Pertama yang tidak boleh diabaikan adalah dari sisi permodalan, karena kalau ingin meningkatkan penjualan harus punya modal yang banyak. Jadi itu kendala pertama,” jelas Dian yang juga merupakan kepala Cluster Akar Rumput Bisnis NCO.

Beruntung konflik tersebut segera terselesaikan berkat dukungan permodalan BRI berupa pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dana tersebut kemudian digunakan untuk menambah modal guna memajukan usaha jamu.

Selain itu, bisnis jamu yang dijalankan Dian Lestari Ekawati bersama anggota kelompok lainnya semakin membaik setelah mengikuti program Klaster My Life yang digagas BRI. Melalui program tersebut, pihaknya bersama 22 anggota kelompok lainnya mendapat dukungan berupa home blender dan kartu identitas perusahaan.

Selain mendapatkan pinjaman modal usaha, nasabah KUR BRI juga mendapatkan pelatihan dan bimbingan. Pelatihan yang diberikan berupa strategi penjualan, pemasaran produk dan pengembangan pasar.

“Alhamdulillah dengan bantuan BRI bisnis kami juga semakin berkembang. Dari segi penjualan, penjualan kita juga meningkat karena BRI selalu mengajak kita untuk ikut pasar ya? otomatis juga meningkat,” kata Dian.

Untuk memudahkan pembayaran, BRI juga mendukung seluruh anggota Klaster Bisnis Jamu Bintara untuk menyiapkan BRI QRIS. Menurutnya, transaksi dimudahkan dengan menggunakan BRI QRIS. Selain itu, anggota klaster juga mempelajari aplikasi BRImo yang berfungsi untuk membayar tagihan dan transaksi lainnya.

Dian berharap klaster ini dapat terus berkembang, maju dan berinovasi. Ia juga berharap keanggotaan klaster tersebut terus bertambah sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan juga menggairahkan perekonomian daerah.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan BRI berkomitmen untuk terus mendukung usaha kecil dan menengah melalui program Clusterkujivaku. Dijelaskannya, program klaster bisnis ‘Hidupku adalah Klasterku’ menjadi wadah pengembangan usaha bagi usaha kecil dan menengah. 

“Secara keseluruhan, strategi BRI akan fokus pada peningkatan kapasitas sebelum pembiayaan. “BRI sebagai bank yang didedikasikan untuk usaha kecil dan menengah memiliki struktur pelatihan mulai dari tahap pondasi hingga integrasi dan interoperabilitas,” kata Supari.

 

(*)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Motor Matic Tiba-Tiba Mati? Jangan Panik, Ini Solusinya!
Next post IHSG Cetak Rebound Hari Ini ke 7.036 Ditopang Penguatan 278 Saham