designsuperstars.net, JAKARTA – Presiden Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengecam tindakan rasisme di bidang olahraga karena menghambat perkembangan olahraga Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi.
“Indonesia punya mimpi menjadi tuan rumah Olimpiade dan banyak ajang olahraga dunia lainnya. Tapi kalau rasisme dan diskriminasi masih ada, maka olahraga kita tidak akan naik level. Pandangan itu pasti benar,” kata Oktohari dalam siaran persnya. melepaskan rilis diterima di Jakarta, Sabtu (11/5/2024).
Ia mengatakan hal tersebut terkait dengan munculnya tindakan rasis yang dilakukan netizen pendukung timnas U-23 Indonesia usai laga Olimpiade melawan Guinea di Paris, Prancis, Kamis (9/5/2024).
Sebagai negara besar, kata dia, Indonesia mempunyai impian menjadi tuan rumah pesta olahraga dunia. Berbagai program olahraga dunia masuk dalam daftar tersebut, seperti Kejuaraan Dunia Atletik 2025, Piala Dunia Bola Basket U-19, hingga Youth Olympic Games dan Olimpiade 2036.
Oleh karena itu, Indonesia harus mampu menjaga standar olimpiade agar bisa mengangkat derajat olahraga di mata dunia.
Oktohari mengatakan tidak boleh ada diskriminasi dalam olahraga berdasarkan nilai Piagam Olimpiade yang menetapkan tiga prinsip, yaitu keunggulan, persahabatan, dan rasa hormat. Piagam Olimpiade menjamin bahwa atlet yang bertanding tidak boleh didiskriminasi dengan cara apa pun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pendapat politik atau apa pun yang berkaitan dengan asal negara, kewarganegaraan, harta benda, kelahiran atau keadaan lainnya. .
“Nilai-nilai ini harus kita jaga. Indonesia harus bersuara non-rasisme, non-diskriminasi dan menjaga olahraga sebagai tempat yang netral,” ujarnya.
Oktohari mengingatkan Indonesia agar tidak terpinggirkan di olahraga internasional karena besarnya diskriminasi olahraga terhadap para pemainnya.
Dikatakannya, olahraga merupakan ajang mandiri yang mengutamakan permainan, kepedulian, dan persahabatan. Kemudian Oktohari mengutip pernyataan Bapak Olimpiade Pierre Le Coubertin yang mengatakan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai tanpa adanya perpecahan.
Oleh karena itu, melalui kegiatan olahraga, kata dia, masyarakat Indonesia harus menunjukkan kedewasaan untuk bisa tampil di kancah dunia. Apalagi, Indonesia menargetkan menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 2036.
Perlu pertumbuhan bagi semua organisasi agar Indonesia bisa menjadi negara sahabat olahraga internasional. Selain itu, Indonesia juga punya impian menjadi tuan rumah Olimpiade dan Youth Olympics, tambahnya.
Selain itu, Oktohari juga memohon doa terbaik masyarakat untuk tim Indonesia yang sedang berjuang mendapatkan tempat lolos ke Paris 2024 pada cabang olahraga dayung, panjat tebing, judo, atletik, dan renang.
Sejauh ini, sudah ada 20 atlet dari sembilan cabang olahraga yang berhasil meraih tiket Olimpiade Paris 2024. Mereka adalah dua atlet pemanah, Fathur Gustafian dari menembak, Rifda Irfanaluthfi dari senam artistik, Rio Waida dari selancar, Rahmad Adi Mulyono, dan Desak Made Rita Kusuma. dari panjat tebing, dua angkatan, Eko Yuli Irawan (61 kg) dan Rizky Juniansyah (73 kg), Memo dari dayung, Bernard van Aert dari bersepeda.
Baru-baru ini BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) merilis pernyataan mengenai atlet yang lolos pada Jumat (10/5/2024). Indonesia diwakili sembilan atlet, yakni Jonatan Christie dan Anthony Sinisuk Ginting di tunggal putra, Gregoria Mariska Tunjung di tunggal putri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Silva Ramadhanti di ganda putri, dan Rinov Rian Ardianto. Ramavaldy. Pitha Haningtyas Sunrise dari dua campuran.