designsuperstars.net – Momen stagnan di Indonesia tidak boleh ada, mengingat banyaknya kuliner lokal di seluruh nusantara.
Namun data Kementerian Kesehatan melaporkan 1 dari 4 anak atau 24,4 persen akan mengalami stunting pada tahun 2021. Angka ini masih tinggi dibandingkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 20 persen.
Akses terhadap pangan dan minuman erat kaitannya dengan masalah gizi. Beberapa kajian ilmiah dan kajian dari berbagai daerah menunjukkan bahwa pangan, hidrasi, dan kuliner berbasis kearifan lokal dapat menjadi salah satu faktor keberhasilan pencegahan stunting di Indonesia. Ilustrasi luar biasa pada anak-anak. [Spesial]
Untuk itu, dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 16 Oktober, Komunitas Gastronomi Indonesia (IGC) menerbitkan konsensus para ahli di berbagai bidang pangan, budaya, sosio-antropologi dan kesehatan tentang peran nutrisi dan hidrasi dalam tradisi. . Pangan untuk Pencegahan didukung oleh Danone Indonesia.
“Kami akan memfasilitasi konsensus para ahli melalui pendekatan gastronomi untuk menciptakan sikap dan kebijakan bersama dalam penanganan stagnasi,” kata Ketua Umum IGC Ria Musiawan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Direktur Medis Danone Indonesia, Dr. Dr Ray Basrowi, MKK., mengatakan stagnasi di Indonesia merupakan permasalahan yang kompleks. Tidak hanya persoalan gizi dan pangan, namun juga aspek psikologis, ekonomi, budaya, dan keberlanjutan. Untuk itu, mengatasi masalah luar biasa ini harus dilakukan secara bersama-sama.
“Indonesia tidak pantas menjadi negara dengan angka stunting yang tinggi, karena variasi makanan tradisional Indonesia sangat banyak dan beragam, pangan lokal dapat menyediakan hampir 60 persen protein. Selain itu, hidrasi yang sehat atau minuman yang cukup dan berkualitas air juga merupakan “faktor penting untuk perkembangan kognitif optimal pada anak,” jelasnya.
Sementara itu, Hinda Muaris, pakar gastronomi Universitas Indonesia, mengatakan salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat bisa dengan meninggalkan makanan tradisional.
Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal dapat diolah menjadi beragam santapan lezat dan sehat. Selain itu juga bermanfaat dalam meningkatkan gizi anak dan mengurangi stunting.
“Misalnya dengan pendekatan gastronomi yang ‘cerdas’ – generasi muda dapat membantu percepatan pencegahan stunting sejak dini – dengan mengonsumsi makanan tradisional bergizi seimbang dan tinggi protein seperti bubur kacang hijau dan telur rebus,” ujarnya. .
Hinda menambahkan, pangan lokal yang mudah didapat dan bergizi tinggi seperti ubi, jagung, dan kacang-kacangan, serta air putih dua liter per hari, akan memenuhi kebutuhan minum.
Menu sehat untuk anak juga bisa disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah.
“Potensi pangan Indonesia yang melimpah berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan, dan kelautan, yang merupakan makanan bergizi baik bagi anak-anak,” kata Hinda.