Kontraktor Tambang PPA Incar Produksi Over Burden Batu Bara Naik 350 Juta Ton

Read Time:2 Minute, 7 Second

Kontraktor Jasa Pertambangan Nasional designsuperstars.net Jakarta PT Putra Perkasa Abadi (PPA) menargetkan produksi material overburden (OB) atau penghilangan lapisan batu bara yang menutupi tanah sebanyak 350 juta bank kubik meter (BCM) pada tahun ini. .

Sementara itu, produksi batu bara dan nikel pada tahun 2024 ditargetkan sebesar 72 juta ton, naik dari tahun 2023 sebesar 66,1 juta ton. “Jumlah ini melebihi realisasi produksi lapisan penutup pada tahun 2023 sebesar 334 juta BCM,” ujar Kepala Divisi Komunikasi Korporat PT Putra Perkasa. Abadi Adri Thanada, di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Menurut Adri, realisasi produksi OB pada tahun 2023 sebesar 334 juta ton melebihi target sebesar 317,59 juta BCM.

Produksi tahun 2023 meningkat 118,7 persen dibandingkan pencapaian OB 2022 sebesar 282,02 juta BCM, tambah Adri.

Sementara produksi batu bara dan nikel PT PPA pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 72 juta ton, naik dari 66,1 juta ton pada tahun 2023.

Produksi batu bara dan nikel pada tahun 2023 meningkat dibandingkan produksi tahun 2022 sebesar 46,45 juta ton, kata Adri Thanada.

PPA saat ini mengoperasikan 11 tempat kerja (lokasi penambangan) di seluruh Indonesia. “Dalam perjalanan 21 tahunnya, PPA telah menunjukkan keunggulan di beberapa bidang, termasuk penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3),” kata Adri Thanada.

PPA berencana menjadi perusahaan jasa kontraktor mineral dan batubara terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2025, naik dari posisi ketiga saat ini.

Di sisi lain, Adri Thanada juga menyampaikan bahwa PPA akan menjadi tuan rumah ajang bergengsi Indonesia Fire & Rescue Challenge (IFRC) ke-21 yang digelar pada Oktober 2024.

Indonesia Fire & Rescue Challenge (IFRC) merupakan kompetisi tahunan yang menguji keterampilan Emergency Response Teams (ERTs) dari berbagai perusahaan pertambangan. Sebanyak 24 perusahaan pertambangan ERT dari seluruh Indonesia akan berpartisipasi dalam IFRC tahun ini.

“IFRC dianggap sebagai ajang untuk menguji kompetensi dan kesiapan personel tim tanggap darurat (ERT) perusahaan pertambangan dalam menghadapi keadaan darurat di lokasi pertambangan perusahaan atau di wilayah lain,” kata Adri Thanada.

Indonesia Fire & Rescue Challenge (IFRC) merupakan kompetisi tahunan yang menguji keterampilan Emergency Response Teams (ERTs) dari berbagai perusahaan pertambangan.

Ajang ini pertama kali diadakan pada tahun 1995 dan menjadi salah satu kompetisi paling bergengsi di Indonesia dalam bidang penyelamatan dan penanggulangan kebakaran. Sebanyak 24 perusahaan pertambangan ERT dari seluruh Indonesia akan berpartisipasi dalam IFRC tahun ini.

Delapan kategori tantangan yaitu Structural Fire Fighting (SFF), Traffic Accident Rescue (RAR), Firefighter Competency Test (FCT), Firefighter Combat Challenge (FCC), Search and Rescue akan dilombakan dalam ajang ini struktur runtuh (CSSR), High Angle Rescue . (HAR), Penyelamatan Ruang Terbatas (CSR), Penyelamatan dan Pemulihan Bawah Air (UWRRC).

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Google Berkolaborasi dengan BSSN Perkuat Strategi Keamanan Siber Nasional
Next post Ngeri, Belut Besar Ditemukan Hidup Menggeliat di Perut Manusia