KAIRO – Kisah nabi Musa membelah laut merupakan salah satu kisah paling terkenal dan menakjubkan dalam sejarah Islam. Dan sejarah ini mungkin terulang kembali karena tempat ini memiliki gas yang mudah meledak.
Karena minyak dan gas di Laut Merah. Pengukuran emisi gas hidrokarbon di sekitar Semenanjung Arab telah mengungkapkan anomali yang mengejutkan: emisi etana dan propana yang besar dari Laut Merah bagian utara.
Meskipun titik panas ini tidak cukup besar untuk mempengaruhi tingkat polusi global secara signifikan, masyarakat lokal mungkin terkena emisi tersebut. Temuan ini menimbulkan pertanyaan mengenai asal usul rilis tersebut yang tidak diketahui.
Minyak mentah dan pelepasan gas memerangkap hidrokarbon, menjadikannya penyumbang utama emisi gas sebelum dibakar. Gas utama yang dikeluarkan adalah metana, tetapi juga etana dan propana.
Ketika Dr. Efstratios Bourtsoukidis dari Institut Kimia Max Planck mengambil bagian dalam ekspedisi untuk mendeteksi keberadaan gas-gas ini di perairan Jazirah Arab, dan diperkirakan ia menemukan emisi gas yang tinggi di Teluk Arab yang kaya akan minyak.
Namun, seperti dilansir IFL Science, Bourtsoukidis dan timnya tidak menyangka akan menemukan lokasi kedua di Laut Merah Utara dengan kandungan gas setinggi itu.
Meskipun menyalakan korek api tidak berbahaya dan akan menyebabkan ledakan di wilayah tersebut, tingkat akhir kedua gas tersebut adalah sekitar 0,2 bagian per miliar (ppb), meningkat menjadi 50 ppb di Teluk dan hingga 12,1 ppb di Laut Merah.
Bourtsoukidis melaporkan dalam Nature Communications bahwa jumlah ini 40 kali lebih tinggi dari perkiraan untuk propana, 20 kali lebih tinggi untuk etana, dan metana juga ditemukan dalam jumlah besar.
Temuan ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi sumber emisi hidrokarbon yang umum dan memahami dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.