Lestarikan Budaya Betawi, Universitas Atma Jaya Gelar Pentas Lenong

Read Time:3 Minute, 33 Second

Jakarta – Lenong merupakan tradisi tradisional Betawi yang populer sejak awal abad ke-20. Sebagai sebuah kesenian yang lahir dari masyarakat, Lenong digunakan sebagai sarana hiburan dan edukasi bagi masyarakat. Di era modern ini, berbagai kebudayaan tradisional, termasuk lenong, sedang menghadapi krisis eksistensial dan dikhawatirkan akan hilang dan terlupakan.

Krisis ini disebabkan oleh dampak negatif globalisasi dimana masuknya budaya asing telah menghancurkan budaya lokal dan ketidakpedulian generasi muda terhadap budaya tradisional khususnya Lenong.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) melalui Pusat Ketahanan dan Pengembangan Keluarga Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya (PKPK FPUAJ) bekerjasama dengan komunitas dan organisasi masyarakat sipil serta banyak pihak di bidang seni, pendidikan dan kebudayaan seperti Padepokan Cilivung Condet, Forum Anak Pademangan Barat, Teater Tanah Air dan Teater Alam Sinema untuk melaksanakan program pelestarian dan revitalisasi Lenong bertajuk “Beyond Culture: Revitalisasi Lenong sebagai Metode Dialog Pembangunan Perdamaian”.

Kegiatan ini dilaksanakan akhir pekan lalu di Pusat Pelatihan Kebudayaan dan Teknik (PPSB) Kisam Dji’un, Jakarta Timur. Ada banyak rangkaian acara yang diikutsertakan dalam acara tersebut, antara lain seminar revitalisasi Lenong, pemutaran film di balik layar pertunjukan Lenong dan diakhiri dengan puncak acara yaitu pertunjukan Lenong.

Proyek ini dihadiri oleh presiden UAJ Prof. Ph.D. Ph.D. Iuda Turana, Sp.S(K) bersama Kepala Dinas Cagar Budaya DKI Jakarta Ivan Henry Vardhana, S.E., MSc. Kepala CBA dan Dinas Kebudayaan Kota Jakarta Timur, Berka Shadaya.

Program ini merupakan bagian dari Mobile Arts for Peace (MAP), sebuah program penelitian dan kerja di bidang seni dan budaya yang dipimpin oleh Prof. Ananda Breed dari University of Lincoln, Inggris.

Nikolas Indra Nurpatrija, selaku dosen Fakultas Psikologi UAJ sekaligus pengelola program ini menyatakan, program konservasi Lenong merupakan proyek nyata untuk memotivasi masyarakat menjaga budaya negaranya.

“Menghidupkan kembali Lenong merupakan inisiatif nyata yang kami ciptakan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya keberlangsungan budaya lokal di masa depan. Untuk meningkatkan kesadaran ini, kami mendorong generasi muda untuk berpartisipasi dan berpartisipasi dalam keseluruhan proses.”

Tujuan utama dari program ini adalah mencoba menghidupkan kembali Lenong dengan melibatkan generasi muda dalam keseluruhan proyek, mulai dari kebudayaan dan pendidikan hingga seni pertunjukan. Program ini juga bertujuan untuk memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan generasi mudanya.

Presiden Universitas Ilmu Terapan, prof. Ph.D. Ph.D. Iuda Turana, Sp.S(K) menjelaskan budaya lenong dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif dalam menyampaikan berbagai pesan bermakna dan penting dengan bahasa yang sederhana dan cerdas. 

“Budaya Lenong sangat menarik. Bagaimana dengan pesan-pesan komunikasi yang lugas dan langsung yang membahas permasalahan sehari-hari, namun didasari pemikiran jujur ​​dan humor situasi. Lenong juga membahas berbagai situasi di masyarakat dengan berbagai permasalahan yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari” , Prof. Juda dalam sambutannya.

Prof. Iuda pun mengapresiasi dan mengapresiasi cara komisi dan seluruh pihak terlibat dalam terwujudnya karya seni ini. Menurutnya, karya ini dapat menginspirasi proyek seni lainnya agar dapat terus mengikuti zaman modern dan menggunakan teknologi komunikasi dan sistem media sosial yang sedang populer.

Proyek ini juga melibatkan seniman lokal dan anggota masyarakat yang memiliki keterampilan dan minat terhadap pertunjukan tradisional seperti tari, musik dan drama. Seniman dilibatkan dalam pendampingan generasi muda dalam proses latihan dan persiapan pertunjukan.

Sebagai salah satu mitra, UAJ melalui PKPK FPUAJ memahami bahwa budaya merupakan identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Dalam konteks ini, UAJ berperan aktif mendukung program pelestarian budaya Betawi yang digagas pemerintah, dengan fokus khusus pada seni pertunjukan tradisional seperti Lenong.

“Tidak ada yang lebih membahagiakan dan membanggakan bagi saya dan pegawai Badan Kebudayaan melihat apa yang dilakukan adik-adik muda ini. “Untuk mendukung kegiatan seperti malam ini, saya dan Perdana Menteri berjanji akan lebih banyak mengadakan kegiatan budaya seperti ini,” kata Ivan Henry Vardana dalam komentarnya pada acara tersebut.

Keikutsertaan UAJ dalam acara Pertunjukan Lenong merupakan langkah tepat dalam mendukung visi pemerintah dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia. UAJ bersama pemerintah khususnya Dinas Peninggalan Budaya DKI Jakarta berkomitmen tidak hanya terlibat, namun juga berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan peninggalan Betawi, agar masyarakat yang berada di dalamnya tetap dapat merasakan manfaatnya.

Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini. Yoko Tirtono, Pendorong Kesuksesan Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta Tidak mudah bagi Kebun Binatang Gembira Loka untuk mencapai statusnya saat ini. Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari penurunan jumlah pendatang, bencana alam hingga pandemi designsuperstars.net.co.id 8/5/2024.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Perbankan Dinilai Perlu Lebih Lincah Hadapi Tantangan dan Peluang Ekonomi Masa Depan
Next post Video YouTube Pertama Diposting 19 Tahun Lalu, tentang Kunjungan ke Kebun Binatang