Makan Kucing Jadi Obat Diabetes? Dokter Ungkap Justru Bahaya Bagi Kesehatan

0 0
Read Time:55 Second

Republika.com, Jakarta – Sekretaris Jenderal Asosiasi Busana Dokter Indonesia (HIFDI). Pernyataan ini dalam kasus seseorang di SEMRANG, yang makan daging kucing untuk mengendalikan kadar gula darah.

Setelah menghubungi Kamis (1/3/220), Dr. Putro menghubungi Raphika.

Dokter Putro menjelaskan bahwa diabetes harus dirawat dan dikendalikan dengan mengambil stabilitas medis. Selain itu, pasien dengan penderita diabetes berolahraga secara teratur, karbohidrat, gula dan lainnya terbatas pada kedua biaya sehat.

“Daging kucing itu tidak masalah diabetes,” kata Dr. Putro.

Di sisi lain, makan daging kucing juga menyebabkan masalah moral dan kesehatan. Putra dokter mengatakan bahwa kucing bukanlah sumber protein yang umum pada hewan dan cocok untuk digunakan. Kucing juga termasuk dalam hewan liar, bukan hewan ternak, yang jelas merupakan sejarah makanan dan habitat.

“Kucing, yang diangkat kucing, tidak jelas, dan sejarah makanan dan markas tidak jelas, berkat kucing yang dapat tumbuh dengan makanan, yang memiliki racun atau penyakit,” katanya.

Menurut Dr. Putro, kucing, terutama kucing liar, memiliki potensi besar untuk patogen berbahaya yang dapat menyebabkan risiko berbahaya bagi kesehatan manusia. “Selain itu, kucing liar dapat memakai kuman yang berisiko orang seperti Toxoplasma, Salmonella, Camperobacter, dll.” – katanya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D jepang slot