Mendagri Tito Karnavian Ungkap Modus Baru Pemda Kibuli Angka Inflasi

0 0
Read Time:3 Minute, 48 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian membeberkan sederet trik baru yang kerap dilakukan pejabat pemerintah daerah (Pemda) untuk menyembunyikan angka inflasi. 

Menurut dia, awalnya pejabat terkait di daerah mencoba menggunakan label tersebut dengan menyuap Badan Pusat Statistik (BPS) daerah. 

“Sekarang saya punya rezim baru. Rezim baru itu, pimpinan provinsi lain segera datang ke kantor BPS di kabupaten/kotanya. Tolong jumlah kami ditingkatkan, ini benar,” kata Mendagri dalam Statistik Nasional 2024. Acara Day Awards di Grand Mercure Jakarta Kemayoran, Kamis (26/9/2024).

Jika cara itu gagal, kata dia, aparat pemerintah daerah akan mencermati data bulanan BPS. Untuk mengetahui pasar mana saja yang digunakan BPS untuk menyeleksi data harga.

“Begitu dia tahu BPS mau masuk, dia cepat-cepat melakukan pergerakan pasar murah di daerah itu untuk menurunkan harga. Karena BPS mendapat data dalam jumlah besar, tentu menggunakan sampel acak. ., sampel yang mana,” ujarnya.

Setelah kasus ini, Tito meminta BPS ikut serta dalam kasus tersebut. Dengan menyiapkan beberapa opsi pasar untuk dijadikan sampel. 

“Tolong teman-teman BPS, pakai cara seperti ini untuk mulai memahami. Pak, biasanya informasinya saya dapat dari sana. salah,” dia bertanya. 

 

Cara baru ini juga diketahui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tito mengatakan, RI 1 kerap mendatangi langsung sejumlah pasar karena kerap tidak percaya dengan angka inflasi di suatu daerah. 

“Pak Jokowi kadang tidak percaya. Dia cek sendiri lalu telepon. Benar Pak Tito, ini harga berasnya,” kata Tito. 

Namun, Jokowi kerap mendapati harga barang di pasaran jauh lebih tinggi dibandingkan informasi yang ada. Selain itu, Tito mencatat temuan tersebut mungkin belum komprehensif. 

“Saya punya trik lain. Jumlahnya mungkin di daerah itu, bukan di daerah lain. Tapi menurut saya, mungkin daerah yang diselidiki itu adalah daerah tempat bupati memindahkan pasar sebelum kedatangan presiden.” ucapnya disusul gelak tawa seluruh ruangan. 

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengumumkan langkah-langkah strategis untuk memerangi laju inflasi Indonesia sebesar 5,9 persen selama pandemi Covid-19.

Menurut Tito, dirinya dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada September 2022 untuk melawan inflasi yang mendekati 6 persen.

Menurut dia, instrumen perbankan biasanya digunakan untuk melawan inflasi, terutama untuk penyesuaian suku bunga dan menstabilkan nilai tukar.

“Pada bulan September 2022 saya ditelepon Pak Presiden Jokowi. Saat itu kita sedang inflasi 5,9 persen. Lalu Pak Jokowi berdiskusi dan menyampaikan ilmunya tentang inflasi kepada Pak Tito. Kalau kuliah di kampus .Penghargaan Hari Statistik Nasional 2024, BPS, Jakarta, Rabu (26/9/2024) Tito, di mana pun, termasuk Harvard, itu hanya “sebuah” “Itu penggunaan alat dari bank,” ujarnya.

Tito menjelaskan, jika inflasi naik maka suku bunga harus dinaikkan untuk mengurangi permintaan. Sebaliknya, ketika inflasi rendah, suku bunga rendah dapat meningkatkan permintaan. Keseimbangan antara supply dan demand menjadi kunci stabilitas harga.

“Supply dan supply jadi kunci melawan inflasi. Kalau supply cukup, sesuai permintaan maka harga akan stabil. Kalau permintaan tinggi, kalau pasokan sedikit pasti harga naik,” jelasnya. Tito. Inflasi di berbagai negara

Dalam konteks global, Tito mengamati inflasi di berbagai negara seperti Zimbabwe dan Turki mencapai angka yang sangat tinggi, bahkan ratusan persen. Hal ini memaksa pemerintah Indonesia untuk sangat berhati-hati dalam menahan inflasi, apalagi sebagian besar penduduk Indonesia lebih fokus pada kebutuhan pokok.

“Inflasi sudah sangat tinggi di banyak negara saat itu. Zimbabwe sudah mencapai ratusan persen. Inflasi di Turki saat itu mencapai 60-70 persen. Kini Lebanon yang dilanda konflik telah kembali ke rezim manual. Bank-bank tidak berfungsi. Sekarang. Masyarakat tidak mempercayai mata uang lokal, – jelasnya.

 

Tito juga menekankan pentingnya data inflasi. Dalam upayanya, pihaknya meminta Badan Pusat Statistik (BPS) aktif memantau inflasi di tingkat daerah.

Dengan menghasilkan indeks perkembangan harga (IPH) mingguan, BPS dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang mempunyai inflasi tinggi atau rendah. Informasi ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk melakukan intervensi yang tepat.

“Nah, hikmahnya, lalu bagaimana kalau kita menghadapi inflasi yang mencapai 6 persen secara regional. Saya kira Pak (Jokowi), kalau begitu, harusnya kita punya data masing-masing daerah. Kalau situasi kemarin, Covid, kami mengandalkan otoritas kesehatan, “katanya.

“Nah, ini usulan saya Pak (Jokowi) dari BPS, karena dia punya cabang di kabupaten dan kota, Pak. Akhirnya di pertemuan kita ada isu, dia setuju, lalu kita tanya ke BPS dalam pertemuan kita. . memobilisasi semua jaringan mereka.” ,- lanjutnya.

 

 

Melalui pendekatan regional, Tito berharap inflasi dapat diatasi dengan lebih efektif mengingat tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara demokrasi.

“BPS itu ibarat dokter yang memberikan terapi yang tepat, berdasarkan diagnosa yang tepat dan benar. Jadi BPS itu dokter yang mendiagnosa. Itu daerah yang paling tinggi persentasenya 7 persen lho, yang paling rendah minus 2 persen deflasi dan sebagainya. , di mana kita melakukan inflasi.” pergelangan tangan”.

 

Koresponden : Siti Ayu Rahma

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto