Mengenal Fenomena Equinox dan Dampaknya di Indonesia

Read Time:1 Minute, 42 Second

JAKARTA – Mendengar istilah ekuinoks mungkin masih terasa asing bagi sebagian orang. Fenomena ini biasanya dikenali sebagai kejadian alam yang terjadi saat matahari bersinar tepat di garis khatulistiwa.

Fenomena ekuinoks ini disebut-sebut membuat matahari bersinar lebih terang sehingga suhu pun meningkat. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mengimbau masyarakat mewaspadai perubahan suhu dan menjaga daya tahan tubuh.

Lalu apa sebenarnya fenomena ekuinoks yang saat ini menimpa Indonesia? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Apa Itu Fenomena Ekuinoks Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ekuinoks adalah suatu kondisi ketika matahari melewati garis khatulistiwa sehingga siang dan malam sama panjang di suatu tempat dengan suhu 0 derajat.

Sedangkan menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), kata “equinox” sendiri berasal dari bahasa Latin, “aequus” berarti sama, dan “nox” berarti malam. Definisi ini mengacu pada durasi siang dan malam yang hampir sama saat ekuinoks terjadi.

Merujuk pada website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc., selaku asisten ahli meteorologi BMKG mengatakan ekuinoks merupakan fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa. Acara jenis ini berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Pengaruh Ekuinoks di Indonesia

Mengutip situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat ekuinoks terjadi, posisi matahari tepat berada di garis khatulistiwa atau berada pada garis lintang nol (0º lintang). Salah satu dampaknya adalah fenomena tersebut dapat meningkatkan intensitas sinar matahari pada siang hari sehingga berdampak pada peningkatan suhu khususnya di wilayah khatulistiwa.

Selain itu, fenomena ekuinoks juga membuat durasi siang dan malam terbagi hampir sama rata, yakni 12 jam. Tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia.

Saat ekuinoks terjadi, posisi matahari cukup dekat dengan bumi sehingga berpotensi wilayah tropis di sekitar khatulistiwa mendapat radiasi maksimal. Meski demikian, BMKG menyebut fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan kenaikan suhu ekstrem.

Selain itu, ekuinoks bukanlah fenomena berbahaya seperti HeatWave yang mengakibatkan kenaikan suhu ekstrem dan berkepanjangan. Selain itu, ekuinoks ini juga tidak berpengaruh terhadap jalannya musim di Indonesia.

Demikian ikhtisar makna dan dampak fenomena ekuinoks. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan anda.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pemerintah Batalkan Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Tetap Kita Pantau
Next post Filda Nuha Filyaar, Siswi MAN 1 Yogyakarta Peraih Perak di Festival Sains Internasional di Tunisia