designsuperstars.net, Jakarta – Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin akhirnya angkat bicara setelah video dirinya berbicara tentang “alat bantu dengar yang tidak ilmiah” viral di media sosial X.
Video viral yang berdurasi beberapa detik tersebut mengangkat isu bahwa pria yang diidentifikasi sebagai BGS itu mengklaim bahwa “penggunaan stetoskop oleh ahli jantung tidak ilmiah”.
Dalam keterangan terbarunya, Menteri Kesehatan Budi mengatakan stetoskop tetap diperlukan, namun alat diagnostik canggih lainnya perlu diandalkan untuk mengetahui apakah seseorang mengidap penyakit jantung.
Maksud saya, dokter tetap membutuhkan stetoskop saat pemeriksaan. Namun alangkah baiknya jika didukung dengan pemeriksaan lanjutan seperti elektrokardiogram/ekokardiografi/CT jantung bahkan tes poligen, kata Budi, Rabu, 19 Juni 2024. akun Instagram terverifikasi @bgsadikin.
Menteri Kesehatan: Teknologi kedokteran semakin maju
BGS mengatakan, teknologi kedokteran kini semakin maju. Dulu cara mendiagnosis penyakit jantung adalah dengan mendengarkan detak jantung menggunakan stetoskop, namun seiring kemajuan teknologi, banyak perangkat yang semakin canggih.
“Dulu orang menggunakan stetoskop untuk mengetahui apakah dia terkena serangan jantung, tapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, sekarang sudah ada yang namanya EKG. Jadi bukan sekedar stetoskop,” kata Budi.
Kemudian, tambah Budi, pemeriksaan jantung semakin canggih dengan menggunakan teknik USG yang disebut ekokardiografi (USG jantung) dan computerized tomography.
“Langkah lain terkait kecerdasan buatan adalah pengujian genetik menggunakan skor risiko poligenik, kita bisa melihat apakah orang tersebut berisiko terkena penyakit jantung,” lanjut ahli jantung BGS Vito Damme saat ditanya.
Dengan kemajuan teknologi di dunia kesehatan, tidak perlu khawatir dalam menggunakannya untuk membantu diagnosis.
Di kolom komentar, seorang dokter kembali bertanya kepada Menteri Kesehatan Budi tentang stetoskop. “Jadi kalau stetoskopnya tetap ilmiah, itu pasti kan,” tanya dokter.
Budi mengatakan, penggunaan stetoskop dalam penelitian kesehatan bersifat ilmiah.
“Jadilah ilmuwan, dokter. Saya hanya 15 detik dalam perbincangan saya sebagai gamer di Google AI,” kata Budi.
Pada awal Juni 2024, BGS menyesalkan seseorang mengganggu diskusi panjang mereka di acara Google tentang AI di masa depan kesehatan.
Pada acara tersebut, sebenarnya Budi menjadi pembicara yang berbicara selama satu jam tentang AI dalam dunia kesehatan, namun dikurangi menjadi 15 detik.
Dalam klip berdurasi 37 detik yang dibagikan di media sosial X, Menteri Kesehatan Budi menggunakan bahasa Inggris untuk menampilkan AI di dunia kesehatan.
Dalam video tersebut, Budi menyebut menggunakan stetoskop.
“Dulu, dokter menggunakan stetoskop untuk mengatakan, ‘Saya pikir kamu terkena serangan jantung.’ Menurut saya itu sangat tidak ilmiah,” kata Budi dalam acara tersebut.