Menkes Budi Ingatkan Orangtua Tiap Bulan Timbang Anak untuk Cegah Stunting

Read Time:1 Minute, 45 Second

designsuperstars.net, Jakarta Untuk menekan angka obesitas, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan para orang tua agar setiap bulan membawa anaknya ke posyanda atau puskesmas untuk diukur berat badan dan tinggi badannya.

Dengan begitu, Anda bisa melihat apakah pertambahan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan grafik pada Kartu Jalur Sehat (KMS). Jika tidak ada peningkatan yang signifikan, bisa dilakukan dengan cepat.

“Kalau berat dan tinggi badan tidak bertambah, sebaiknya dirujuk ke Puskesmas,” kata Budi pada perayaan Hari Gizi Nasional di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu, 28 Januari 2024, kata Antara.

Di puskesmas, orang tua dapat bertemu dengan dokter dan ahli gizi untuk berdiskusi tentang cara menambah tinggi dan berat badan anaknya. Anak juga diberikan nutrisi lain untuk mempercepat tumbuh kembang anak.

Sementara itu, tambah Budi, setelah enam bulan pertama, anak hanya mendapat air susu ibu (ASI), dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Salah satu komponen makanan yang sebaiknya diberikan sejak awal MPASI adalah protein hewani. “Saat memberikan makanan, ingatlah untuk memberikan protein hewani agar cepat diserap,” kata Menteri Kesehatan Budi.

Protein hewani, khususnya ikan, mempunyai nilai gizi yang besar untuk mempercepat tumbuh kembang anak. Ikan mengandung zat gizi mikro yang baik untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

 

Sebagai negara pesisir dengan 70 persen lautan, Indonesia lebih mudah mendapatkan sumber protein hewani dari ikan.

Jenis ikan yang dikonsumsi tidak mahal atau harus diimpor. Ikan lokal tersebut akan menjadi acuan dalam pembuatan makanan pendamping ASI yang tidak busuk seperti ikan teri, tongkol, tongkol, lele dan lele.

“Kita harus memastikan anak-anak tidak kelaparan,” katanya.

Disentri masih menjadi masalah di Indonesia, dan angkanya diperkirakan akan mencapai 21,6 persen pada tahun 2022. Saat ini, Indonesia menargetkan peningkatan angka kematian menjadi 14 persen pada tahun depan.

Bukan hanya berkaitan dengan rasa bangga pada anak, tapi juga menjadi penyebab otak anak tidak berkembang dengan baik. Keterlambatan perkembangan otak dapat mempengaruhi kemampuan berpikir dan belajar anak sehingga mengakibatkan prestasi akademiknya kurang optimal.

Individu merasakan dampak jangka panjang dari pertumbuhan terhambat dan malnutrisi hingga dewasa. Obesitas dan penyakit kronis lainnya dianggap sebagai faktor risiko masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kematian.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Lagu Indonesia Pusaka Diajarkan saat SD, Kini Kerap Dinyanyikan Suporter Timnas Indonesia
Next post Usai Terjun Bebas, IHSG Berpotensi Menguat ke Rentang 7.214-7.306