Menkes Budi Sebut 3 Kunci untuk Tekan Angka Kematian Akibat Kanker

0 0
Read Time:2 Minute, 22 Second

designsuperstars.net, Menteri Kesehatan Bali Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan kanker merupakan penyakit yang dapat dicegah dan upaya terus dilakukan untuk menekan angka kematian seminimal mungkin. Menurut Budi, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk menekan angka kematian akibat kanker.

“Kami akan fokus pada kampanye kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, dan deteksi dini untuk menurunkan angka kematian akibat kanker,” kata Menteri Kesehatan Budi saat membuka Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 di Bali pada Kamis, 3 Oktober 2024 .

Kementerian Kesehatan berupaya melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan mengenal awal mulanya. Menjalani pola hidup sehat antara lain dengan menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan mengelola stres.

Hal penting lainnya adalah pemeriksaan kesehatan rutin termasuk skrining kanker sejak dini. Jika kanker terdeteksi sejak dini, maka tingkat kesembuhan akan tinggi.

“Kanker merupakan penyakit yang sangat ditakuti masyarakat. Padahal, dengan teknologi saat ini, asalkan terdeteksi sejak dini, 90 persen bisa disembuhkan, disembuhkan, dan disembuhkan.” kata Budi.

Salah satu tes pertama yang bisa dilakukan wanita Indonesia usia 30-50 tahun di puskesmas adalah prosedur IVA.

Selain itu, Budi mengatakan pemerintah Indonesia akan melakukan skrining kanker paru-paru dan skrining kanker otak untuk tujuan tertentu bagi masyarakat dari berbagai usia.

Pemerintah akan meningkatkan deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis (Sadanis) dan USG. Beberapa upaya yang dilakukan adalah pendistribusian alat USG dan diagnostik langsung serta pelatihan dokter umum di 10.000 puskesmas di seluruh Indonesia untuk melakukan skrining kanker payudara pada 100 juta perempuan lanjut usia.

 

Untuk mendukung pengobatan kanker, pemerintah berkomitmen untuk memperluas peralatan dan fasilitas kesehatan di rumah sakit di seluruh Indonesia.

Hingga tahun 2027, akan terdapat tambahan alat diagnostik seperti mamografi sebanyak 276 buah, CT scan sebanyak 236 buah, SPECT-CT sebanyak 34 buah, dan PET-CT sebanyak 8 buah.

Budi juga menyampaikan, pemerintah akan meningkatkan kapasitas rumah sakit di 514 kabupaten/kota dan 38 wilayah untuk memberikan layanan kanker secara komprehensif, termasuk fasilitas kesehatan.

Selain itu, Indonesia telah mendirikan Balai Bioteknologi Kesehatan Nasional (BGSi), dimana RS Dharmais berfungsi sebagai pusat kanker nasional untuk mengembangkan profil genom lengkap yang ditargetkan selesai tahun ini, sebagai langkah menuju pengobatan kanker yang tepat.

Konferensi Kanker Internasional Indonesia (IICC) 2024 diharapkan dapat meningkatkan kerja sama global dan berbagi pengetahuan dan upaya melawan kanker, serta mendukung kemajuan dalam pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan kanker di seluruh dunia.

IICC 2024 dihadiri oleh peserta dari berbagai negara dan Indonesia, antara lain ahli onkologi, peneliti, ilmuwan, pengambil kebijakan, relawan, dan masyarakat yang terlibat dalam pencegahan, deteksi, pengobatan, perawatan, dan pengendalian penyakit kanker.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan perlunya kerja sama global dalam pencegahan dan pengendalian kanker. Ia menyarankan agar Indonesia, Bhutan, dan Australia bekerja sama untuk menciptakan kemitraan untuk melawan kanker.

“Banyak negara melakukan hal serupa dengan membangun jaringan, pelatihan bersama, memperkuat kolaborasi penelitian, dan memperkuat perjanjian internasional,” kata Tedros.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto