Menkes Budi: Tahun Ini Puskesmas Dapat Alat untuk Deteksi Dini Kanker Limfoma dan Mata

Read Time:2 Minute, 10 Second

designsuperstars.net, Jakarta Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah akan melakukan upaya deteksi kanker stadium dini lebih dekat kepada masyarakat. Pusat medis dapat mendeteksi berbagai jenis kanker.

“Mulai tahun ini, kami akan membekali seluruh Puskesmas dengan alat tes darah untuk memastikan leukemia dan limfoma terdeteksi sejak dini dan dirujuk langsung,” kata Budi kepada pihak rumah sakit.

Pada tanggal 28 Februari 2024, saat mengunjungi shelter “Rumah Kita” Yayasan Cinta Anak Kanker Indonesia (YKAKI) di Percetakan Nasional Jakarta, Budi mengatakan, peralatan yang akan dikirimkan ke 10.000 Puskesmas tersebut adalah: alat analisa darah dan darah alat analisa kimia untuk mendeteksi leukemia dan limfoma serta oftalmoskop untuk mendeteksi kanker mata (retinoblastoma).

Jadi kalau gejalanya muncul, kita bisa deteksi dini, apakah itu kanker atau bukan. Kalau terdeteksi kanker, akan segera dikirim ke 514 RS kabupaten/kota yang akan kita siapkan layanan kemoterapinya, kata Budi.

Dengan adanya alat ini diharapkan tingkat keparahannya dapat dicegah hingga mencapai stadium lanjut. Jika sudah mencapai stadium parah, pengobatan akan semakin sulit.

Pendidikan kesehatan tentang deteksi kanker

Budi juga mengatakan, selain alat, tenaga medis juga akan dilatih cara mendeteksi kanker.

“Kami juga ingin mengedukasi para dokter dan perawat tentang cara mendeteksi kanker sejak dini,” kata Menteri Kesehatan Budi.

Budi menegaskan, pemerintah berkomitmen penuh dalam pengobatan penyakit kanker. Berisi pertanyaan seputar metode pengobatan terbaik dan tercepat.

Ini janji Budi:

Pertama, pemerintah secara bertahap menyediakan fasilitas kemoterapi di 514 kabupaten/provinsi dan di seluruh provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, pasien kanker yang berada di daerah terpencil atau jauh dari pusat kota tetap dapat menerima layanan kanker yang dibutuhkannya dengan cepat.

“Kami berharap pasien dari luar Pulau Jawa tidak perlu jauh-jauh ke Pulau Jawa karena kedepannya sudah tersedia fasilitas kemoterapi di seluruh kabupaten/kota dan di seluruh provinsi,” kata Budi.

Kedua, pemerintah meningkatkan pilihan pengobatan untuk kanker anak.

Budi mengatakan, mulai tahun ini RS Kanker Damai akan melakukan transplantasi sumsum tulang pada anak. Menkes melanjutkan, jika cara ini berhasil maka akan diterapkan di rumah sakit lain.

Selain itu, mulai tahun ini RSK Dharmais juga akan melakukan terapi sel CAR T atau terapi sel CAR T (chimeric antigen receptor T-cell) untuk mengatasi leukemia pada anak. Terapi ini merupakan salah satu bentuk imunoterapi yang melibatkan rekayasa genetika sel T untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengenali dan melawan sel kanker.

“Untuk penyakit yang bisa diobati di tingkat sel CAR T, kami juga akan menggunakan pengobatan sel CAR T agar tingkat kesembuhannya lebih tinggi,” ujarnya.

Dalam kunjungannya ke YKAKI, Budi juga menanyakan jenis penyakit kanker pada anak-anak di rumah singgah.

“Pasien terbanyak adalah leukemia, sekitar 40%, disusul limfoma, dan ketiga retinoblastoma,” kata Presiden YKAKI Ira Soelistyo.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Kekalahan Juventus dan Kontrak Baru Membuat Allegri Terdesak
Next post Momen Pengemudi Taksi Online Gemetaran Sopiri Ridwan Kamil Usai Kondangan di Jakarta