Lipuatan6.com, Menteri Pertanian Jakarta (Manan) Andi Aurran Sulaiman adalah kebiasaan permainan harga, midim sedang.
Dalam staf Kementerian Pertanian, Selasa (3/6/2025), Amran, pabrik dan penjualan ritel RP42 dari Rp42 dari Rp42 dari Rp42 dari Rp42 dari Rp42 dari Rp42 dari RP42 dari RP42.
Harga ini didasarkan pada RP2P untuk RP2P 2025 dalam kilogram.
Dengan potensi produksi dari 20 juta ton beras, potensi produksi, potensi pendapatan orang tengah dicapai dengan potensi produksi 20 juta rubel.
“21 juta ton unta dimakamkan melalui kilogram melalui Rp2.000 mil, jadi RP42 berasal dari midware,” Aran, Rabu (4/6/2025). Petani hanya dapat mengambil RP1 sebulan
Di sisi lain, pendapatan Amran adalah ketidaksetaraan antara petani dan orang tengah. Sendiri di Rp1.5 juta hingga RP1.5 juta, bekerja sendiri selama sebulan di ladang.
“Para petani berusaha untuk bekerja sampai 3-4 bulan, tetapi mereka hanya dengan RP1. Meskipun konsekuensi dari upaya mereka bermanfaat, bahkan jika konsekuensi dari upaya mereka bermanfaat.
Arsan juga menekankan bahwa pemerintah memiliki upaya untuk menghindari rantai distribusi yang lumpuh dan berbahaya.
Selain itu, Amran menduga pasar utama beras mafia, pasar utama beras beras beras Republik Kazakhstan. Ini menunjukkan bahwa pada 28 Mei 2025, ribor alami di departemen beras tidak wajar di tingkat non-alami dari departemen beras, yang mencapai 11.410 ton dalam sehari. Angka ini merupakan tambahan untuk omset harian rata -rata, dari 2000 ton 3.000 ton.
“Itu hanya datang ke pemberitahuan kami saat itu. Dan ketika dia dijual, dia sangat dijual,” kata A. Am.
Menurutnya, praktik seperti itu berbahaya bagi negara dan masyarakat karena dapat membangkitkan kenaikan harga beras non-alami dan ketidaksempurnaan impor terbuka yang tidak diinginkan.
Pada saat yang sama, B (OR, 2,83 juta ton beras memiliki produksi tambahan.
Namun, pada bulan April 2025, produksi produksi pangan rakyat diperkirakan 5,23 juta ton 2024 pada bulan April 2024. Namun, biasanya tren produksi terasa secara signifikan.
Dengan Rizabers dan Amran menekankan bahwa tidak ada alasan untuk diimpor. Dia mengatakan fokus utama pemerintah saat ini mengatakan untuk meningkatkan rantai rantai distribusi dan menyediakan petani yang hidup tidak hanya dengan keuntungan.