Meta Uji Coba Fitur Trending Topic di Threads, Mirip Medsos X Twitter?

Read Time:3 Minute, 30 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Metta kedapatan sedang menguji fitur baru Threads di mana pengguna melihat berbagai percakapan populer di platform media sosial.

Ya, fitur thread baru ini mirip dengan Trending Topics di platform X – yang dulu bernama Twitter.

Pada Selasa (13/2/2024), Amerika Serikat menguji fitur thread baru bernama “Top Topics of the Day” (Topik Teratas Hari Ini), mengutip Engadget.

Mark Zuckerberg, CEO Meta, juga membagikan informasi mengenai fitur baru ini di akun resmi Threads miliknya.

“Melakukan uji coba kecil terhadap topik Top Thread saat ini di AS. Kami akan meluncurkannya ke lebih banyak negara dan bahasa…” tulis Zuckerberg.

Suka topik populer

“Sistem AI kami menentukan tren tertentu berdasarkan apa yang sedang dilakukan orang-orang di thread,” kata CEO Instagram Adam Moseri.

Menariknya, rangkaian pesan tersebut menunjukkan tren yang berkaitan dengan politik dan pemilu. Faktanya, perusahaan Mark Zuckerberg sebelumnya mengatakan tidak akan lagi menyajikan konten politik dalam rekomendasinya kecuali pengguna memilih untuk tidak ikut serta.

“Konten politik bisa menjadi tema,” kata juru bicara Meta. “Kami hanya menghapus thread politik jika melanggar Pedoman Komunitas kami atau kebijakan integritas lainnya di media sosial.

Menurut kepala Instagram Adam Moser, Meta tidak akan lagi merekomendasikan konten politik kepada pengguna di Instagram atau di thread.

Pengguna masih akan melihat konten politik dari akun yang mereka ikuti, namun aplikasi tidak lagi “menyukai” postingan tersebut, katanya.

Perubahan tersebut, yang akan diterapkan dalam beberapa minggu ke depan, akan berlaku untuk akun publik dan pengguna di thread yang konten atau postingannya disarankan oleh algoritma rekomendasi meta, seperti Reels dan Explore Instagram.

Mosseri tidak merinci bagaimana Meta mendefinisikan apa yang dianggap sebagai “konten politik”, namun juru bicara Meta mengatakan bahwa Meta mencakup topik terkait pemilu dan isu sosial.

“Definisi kami tentang konten politik adalah konten yang berpotensi mencakup topik terkait pemerintahan atau pemilu, seperti postingan tentang undang-undang, pemilu, atau isu sosial,” kata juru bicara tersebut, seperti dikutip Engadget, Minggu (11/2/2024). .

“Masalah global ini rumit dan dinamis, yang berarti definisi ini akan terus berkembang seiring kami terus menjalin hubungan dengan pakar eksternal untuk menyempurnakan pendekatan kami dengan masyarakat dan komunitas yang menggunakan platform kami,” jelasnya.

Meskipun Meta secara default membatasi saran pada topik politik, mereka yang ingin melihat konten tersebut dapat memilih dari pengaturan Instagram dan Threads.

Perusahaan mengatakan pembaruan tersebut tidak akan memengaruhi cara orang melihat pesan dari akun yang mereka pilih untuk diikuti.

“Tujuan kami adalah melindungi kemampuan masyarakat untuk berinteraksi dengan konten politik sambil menghormati selera masing-masing individu terhadap konten tersebut,” kata Moscheri.

Perubahan tersebut merupakan cara terbaru Meta untuk mencegah pengguna Threads mendiskusikan topik bermasalah.

Perusahaan sebelumnya memblokir topik sensitif, termasuk vaksin dan istilah terkait Covid, dari hasil pencarian di thread.

Mosseri juga mengatakan Metta tidak ingin mendorong pengguna untuk memposting “berita politik dan buruk” di aplikasi.

Meta, di sisi lain, dikatakan memberikan label khusus pada gambar yang dihasilkan AI. Hal ini karena gambar yang dihasilkan AI dari OpenAI dan Google menjadi semakin umum.

Rencana tersebut diungkapkan oleh Global Affairs President Meta, Nick Clegg. Di situs perusahaan, Nick Meta menulis bahwa mereka ingin lebih transparan di platform media sosialnya.

Perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini berencana memberi label jika gambar yang diunggah pengguna dibuat menggunakan kecerdasan buatan.

Promosi ini dilakukan sebagai antisipasi platform media sosial menyambut pemilu 2024, dengan semua orang menonton untuk melihat bagaimana Meta akan menangani berita palsu di platformnya.

Berkat kemudahan penggunaan kecerdasan buatan generatif, gambar palsu buatan manusia muncul di media sosial seolah-olah nyata.

Melansir Android Central, Sabtu (10/2/2024), perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu menyebut gambar fotorealistik yang diciptakan oleh kecerdasan buatan sebagai “AI dengan imajinasi”.

Sekarang perusahaan ingin melakukan hal yang sama pada gambar dari alat AI lainnya, dengan tag seperti tanda air dan metadata pada file untuk menunjukkan bahwa itu adalah ciptaan AI.

Menurut Clegg, META bekerja sama dengan mitra industri untuk menciptakan alat yang dapat mengidentifikasi konten yang dihasilkan AI menggunakan “penanda tak terlihat” seperti tanda air dan metadata.

Google dan OpenAI yang berbasis di Menlo Park, California akan memberi nama pada gambar yang dibuat oleh Microsoft, Adobe, Midjourney, dan Shutterstock yang dibagikan di platform Meta.

“Kami sedang mengembangkan kemampuan ini dan akan mulai meluncurkan label dalam semua bahasa yang didukung oleh setiap aplikasi (Facebook, Instagram, Threads) dalam beberapa bulan mendatang,” tulis Clegg.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Di Hannover Messe 2024, Otorita IKN Terima Surat Minat Investasi dari Australia dan Yogyakarta
Next post Cara Memilih Daster Kekinian dan Terbaru 2024 biar Makin Cantik ketika di Rumah