Narsisme dan Depresi, Kombinasi Berbahaya yang Wajib Diwaspadai

Read Time:1 Minute, 40 Second

designsuperstars.net, JAKARTA – Penderita gangguan kepribadian narsistik bisa saja mengalami komplikasi berupa gangguan kesehatan mental seperti depresi. Menurut dokter spesialis kesehatan jiwa RS Soeharto Heerdjan, dr Suharpudianto, hal ini terjadi karena individu tidak selalu berada dalam lingkungan yang memuji dan membuatnya merasa sangat penting.

“Juga karena hubungan yang buruk dengan orang lain, pasien bisa merasa kehilangan. Karena tidak memiliki model hubungan yang cukup stabil,” kata dr Suharpudianto dalam tayangan Kementerian Kesehatan “Bukan Hanya. Narsisis! Kepribadian Narsistik”. Disorder)” di Jakarta baru-baru ini.

Ia mengatakan, selain rasa cemas, penderita gangguan narsistik juga bisa menyalahgunakan narkoba, hal ini merupakan respon yang baik terhadap penyakitnya karena sulit diterima oleh orang di sekitarnya. Suharpudianto mengatakan, yang mengejutkan adalah penderita gangguan kepribadian narsistik tidak datang ke dokter untuk membicarakan penyakitnya, melainkan hanya datang ketika memiliki masalah lain, seperti depresi.

“Karena biasanya gangguan kepribadian narsistik secara medis bersifat egosyntonic. Artinya orang tersebut merasa nyaman dengan gangguan kepribadiannya, tidak mengenali gangguan kepribadiannya sebagai sebuah kepribadian. Bahkan menimbulkan rasa sakit di lingkungannya,” ujarnya. katanya.

Ketika pasien cemas, lebih mudah baginya untuk mencari bantuan. Namun, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika ingin membantu mereka.

Menurut dokter, pada awalnya sebaiknya lakukan pendekatan pada orang yang sangat dekat dengan penderita gangguan narsistik. Kemudian, sebagai pribadi yang berkepribadian stabil, Anda harus menerima keadaan dan memberikan solusi positif.

“Boleh saja mengutarakan pendapat. Tapi mungkin pendapat itu tidak menghakimi. Tidak menghakimi. Kita bisa konfirmasi lebih lanjut, berikan pendapat begitu kita memahami situasinya,” ujarnya.

Dengan cara ini, cara yang lebih baik dapat diterapkan agar para korban memahami penderitaan mereka akibat masalah tersebut dan siap untuk bertemu dengan para profesional. Dr Suharpudianto mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental akibat gangguan kepribadian, antara lain farmakoterapi dan psikoterapi.

Menurutnya, selain kedisiplinan dan mengikuti anjuran pengobatan dokter serta tindak lanjut rutin, lingkungan yang mendukung juga penting dalam proses pemulihan penderita gangguan narsistik. “Paling tidak, jika Anda kesulitan membuat pernyataan positif atau suportif, tunjukkan bahasa tubuh yang tidak responsif ketika lawan bicara Anda tidak setuju,” ujarnya.  

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post PSS Sleman Bawa 20 Pemain ke Jakarta untuk Duel Kontra Semen Padang
Next post Sebelum Menghilang Setahun, Suami Aprila Majid Tilep Uang Mertuanya?