designsuperstars.net, Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan CEO perusahaan mobil China Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon). Dalam pertemuan tersebut, Agus mengatakan pemerintah Indonesia telah memberikan pengakuan kepada Hozon atas investasinya pada industri mobil listrik di Indonesia di bawah bendera PT Neta Auto Manufacturing Indonesia.
“Kami berharap ke depannya aktivitas produksi Neta Indonesia dapat meningkat.” Rencana pemasaran Neta juga 50 persen dari total produksinya akan dijadikan barang ekspor, dan perseroan sudah mengekspor 40 unit ke seluruh dunia,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (15 Juni 2024).
Kementerian Perindustrian ingin mendukung Neta agar sukses tumbuh dalam membangun industri otomotif yang berdaya saing global.
“Pemerintah memiliki berbagai insentif bagi perusahaan yang bisa dimanfaatkan Neta untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur dan ekspor, khususnya kendaraan setir kanan,” ujarnya. Tujuan Indonesia
Pemerintah Indonesia juga bekerja keras untuk mendorong pengembangan dan pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik.
“Kami perkirakan pada tahun 2030, EV di Indonesia akan mencapai 600.000 unit.” Jadi kalau Neta berencana memproduksi 6.000 kendaraan per tahun, kami yakin penyerapan dari pasar dalam negeri dan Indonesia akan baik-baik saja,” imbuhnya.
Selain itu, peluang berkembangnya industri otomasi di Indonesia sangat besar, yakni jika dilihat dari datanya, kepemilikan mobil di Indonesia hanya berkisar 99 unit per 1000 orang. Sedangkan negara pesaing lainnya seperti Malaysia memiliki rasio 490 unit per 1.000 orang dan Thailand 275 unit per 1.000 orang.
“Namun, angka yang rendah ini bisa menjadi peluang karena berarti masih ada ruang nyata untuk pertumbuhan.” Neta melihat Indonesia ibarat hub ekspor, apalagi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di negara tersebut,” jelas Menperin.
Pasar ekspor kendaraan listrik yang perlu dijajaki Neta meliputi negara-negara di kawasan ASEAN dan Oceania.
“Kami melihat peluang ekspor ke Australia karena itu negara yang tepat. Mungkin bisa menguntungkan secara ekonomi dan kita berharap produksinya juga bisa dilakukan di Indonesia,” kata Agus.
Kemenperin juga mengharapkan Neta melakukan riset pasar secara komprehensif untuk kepentingan masyarakat Indonesia agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Kementerian Perindustrian juga mendorong Neta untuk mempercepat penambahan lini produksi EV di Indonesia.
Pada saat yang sama, wakil presiden Neta Auto & presiden Departemen Bisnis Luar Negeri, Mr. Zhou Jiang mengucapkan terima kasih telah bertemu dengan Menteri Agus dan jajarannya. Menurutnya, hal ini merupakan bentuk dukungan dan bantuan yang baik dari pemerintah di Indonesia.
“Di Indonesia kita temukan tingkat daerah (TKDN) sebesar 40 persen. Bulan Mei kita produksi model Neta V di China, dan bulan Juni ini kita produksi di Indonesia. Bulan Juli kita produksi Neta Zhou.
Tahun ini Neta akan menjual 6.000 produk ke konsumen di Indonesia dan membuka 50 toko di Indonesia.
Kami berencana meluncurkan model baru setiap tahun. Kami akan meluncurkan Neta, tambahnya, Model Neta X sangat populer bulan lalu dan mencapai lebih dari 30.000 unit. Selain Neta X, layanan rumah tangga telah mengumumkan komitmennya untuk memproduksi model Neta L baru tahun depan.
Neta menargetkan dapat memenuhi 60% TKDN pada akhir tahun 2025. “Kami ingin terus berkarya di Indonesia dan terus meningkatkan kontribusi terhadap pengembangan produk otomotif di Indonesia,” ujarnya.