Republic.co.id, Jakarta – Para ilmuwan telah lama berpikir bahwa brokoli memiliki kandungan nutrisi yang kuat. Sekarang sebuah studi baru yang mengungkapkan sayuran sederhana ini menghasilkan komposisi untuk melawan kanker.
Tim peneliti di Cina diperintahkan dalam genom brokoli secara rinci, tidak menguntungkan dalam rahasia genetik setelah kemampuannya untuk menghasilkan pelakunya dengan manfaat kesehatan dan manfaat brokoli.
Studi ini memberikan wawasan baru di mana brokoli menghasilkan komposisi untuk meningkatkan kesehatan pada pengembang genetik. Makalah yang diterbitkan dalam Journal Horticulture Research dibuat dari pemetaan dalam DNA Broocol terbaru dengan teknologi urutan terbaru.
Sementara metode teknologi dan terbarukan, para peneliti dapat mengidentifikasi gen utama yang terlibat dalam produksi glukosinolo, terutama senyawa disebut wanita glukografi. Senyawa ini dan kemudian dikonversi menjadi molekul anti -kanker dengan brokoli dipotong dan dicampur.
“Ketika brokoli dipotong atau mugurae, rakus dikonversi menjadi sulforaphane, molekul anti -kanker yang kuat, yang telah terbukti mengurangi risiko berbagai jenis kanker,” kata para peneliti dilaporkan dari penelitian yang ditemukan, pada hari Senin (26/06/2024).
Studi ini lebih dari sekadar membuat katalog gen untuk mengendalikan bagaimana hadiah. Para peneliti dan berhasil menganalisis ekspresi gen model dalam berbagai jaringan coklat dan tingkat pertumbuhan. Mereka menemukan bahwa banyak gen yang terkait dengan glukosinlatis dan eksplisit dalam ke akar pada tingkat pertumbuhan awal.
Ini menunjukkan bahwa akar brokoli adalah produksi utama glukusin di awal tanaman kehidupan. Karenanya senyawa ini kemungkinan besar ditransfer ke bagian tanaman lain, termasuk bunga dapat dimakan. Dengan demikian, orang mengharapkan untuk mendorong pemuliaan varietas brokoli yang agak nutrisi dan herbal terkait dengan brachaga dan kubis.
“Memahami gen seperti kadar glukosa, para ilmuwan dapat mengembangkan identifikasi coklat baru yang lebih baik kanker terhadap kanker,” kata seorang peneliti.