Pasien HIV AIDS 2024 di Indonesia, Ternyata 71% Didominasi Laki-Laki

0 0
Read Time:2 Minute, 9 Second

designsuperstars.net, Jakarta Indonesia menghadapi tantangan serius dalam menangani HIV/AIDS. Data terkini menunjukkan peningkatan tajam kasus baru, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 35.000 kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2023, sebagian besar terjadi pada kalangan muda dan lanjut usia.

Peningkatan ini menyoroti perlunya peran aktif masyarakat dalam upaya mengakhiri HIV/AIDS. Stigma dan diskriminasi masih menjadi hambatan utama dalam pencegahan dan pengobatan. Keterlibatan masyarakat dapat membantu mengurangi hambatan ini dan mendorong masyarakat untuk mencari pengobatan dan dukungan yang mereka butuhkan.

Untuk mencapai tujuan mengakhiri HIV/AIDS pada tahun 2030, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat. Peningkatan pendidikan, akses terhadap layanan kesehatan dan pengurangan stigma merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan ini.

Sejak Januari hingga September 2024, Indonesia mencatat lebih dari 35 ribu kasus HIV dan 12 ribu kasus baru AIDS. Jumlah tersebut hampir sama dengan total laporan utang pada tahun 2023.

Sebanyak 71 persen kasus baru dilaporkan terjadi pada laki-laki, sebagian besar berusia 20 hingga 49 tahun. Remaja di bawah usia 20 tahun merupakan 6 persen dari seluruh kasus.

Kelompok gender laki-laki (LSL) menjadi kelompok terbanyak yang menyumbang 31 persen dari total kasus. Risiko lainnya mencakup pasangan orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) dan klien pekerja seks.

Kelompok-kelompok ini menghadapi stigma yang besar, sehingga akses terhadap layanan pencegahan dan pengobatan seringkali terbatas.

Masyarakat sipil berperan penting dalam mendukung pemberantasan HIV/AIDS. Pemahaman bersama dalam mengurangi stigma dan diskriminasi merupakan langkah awal yang penting.

Pendidikan dan kerjasama antara pemerintah, organisasi lokal dan masyarakat yang terkena dampak dapat mempercepat pencapaian tiga tujuan: tidak ada kasus baru, tidak ada kematian akibat AIDS dan tidak ada diskriminasi.

Hingga saat ini, hanya 71 persen pengidap HIV yang tidak mengetahui statusnya. Dari jumlah tersebut, hanya 64 persen yang menerima pengobatan antiretroviral (ARV), sementara kurang dari setengahnya telah melakukan tes viral load dan hasilnya negatif.

Hambatan ini menunjukkan perlunya peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil dan kelompok marginal.

Indonesia telah menerapkan beberapa rencana, seperti perluasan layanan pemeriksaan dan pengendalian obat profilaksis. Namun, reformasi lebih lanjut diperlukan untuk menjangkau kelompok rentan.

Program pendidikan berbasis komunitas dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi stigma, memperluas cakupan pengobatan dan menciptakan lingkungan yang inklusif.

Meningkatnya utang disebabkan oleh kurangnya pendidikan, kemiskinan, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan.

Kelompok risiko tinggi mencakup laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), pengguna jasa pelacur, dan pengguna narkoba suntik.

Pemerintah bertujuan untuk mengakhiri HIV/AIDS pada tahun 2030 melalui berbagai program dan kemitraan.

Kurangnya pendidikan dan kesadaran membuat kelompok usia ini rentan terhadap infeksi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto