Peneliti BRIN Temukan DNA Harimau Jawa yang Telah Punah pada Sehelai Rambut

Read Time:1 Minute, 46 Second

designsuperstars.net, JAKARTA – Harimau jawa masuk kategori punah pada tahun 1980-an. Penampakan Panthera tigris sondaica terakhir kali terkonfirmasi terjadi di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada tahun 1976.

Namun kini, setelah 43 tahun, harapan baru muncul. Wirdateti, peneliti Pusat Penelitian Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, ia menemukan sehelai bulu Harimau Jawa di pagar sela kebun warga di Jalan Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat. .

Rambut tersebut ditemukan Kalih Reksasewa berdasarkan laporan Ripi Yanuar Fajar yang bertemu dengan hewan mirip harimau jawa di Jawa Barat pada malam 19 Agustus 2019 yang kemudian punah, kata peneliti yang mengenal Teti, dia seperti dikutip dalam siaran persnya, Senin (25 Maret 2024).

Dari serangkaian analisis DNA komprehensif yang dilakukan, Teti dan timnya menyimpulkan bahwa sampel bulu harimau yang ditemukan di Sukabumi bagian selatan termasuk dalam spesies Panthera tigris sondaica atau harimau jawa. Termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen Harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) tahun 1930.

Menurut Teta, keyakinan tersebut diperkuat dengan prosedur ilmiah lain yang telah dilakukan. Selain pencarian bulu, terdapat juga cakaran mirip harimau dari tempat ini, yang semakin mendorong Teti untuk melakukan pengamatan lebih lanjut.

Identifikasi awal yang dilakukan Teti dan tim adalah dengan melakukan studi perbandingan sampel bulu harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan dengan spesimen harimau jawa koleksi MZB. Selanjutnya beberapa subspesies sampel harimau lainnya yaitu harimau Bengal, Amur, dan Sumatera, serta macan tutul jawa digunakan sebagai kontrol.

Hasil perbandingan sampel bulu harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 persen dengan harimau sumatera dan 96,87 persen dengan harimau bengal. Sedangkan spesimen Harimau Jawa koleksi MZB memiliki kemiripan sebesar 98,23 persen dengan Harimau Sumatera, kata Teti.

Sedangkan hasil kajian pohon filogenetik menunjukkan sampel bulu harimau Sukabumi dan sampel harimau koleksi MZB berada dalam satu kelompok, namun terpisah dari kelompok subspesies harimau lainnya. Kemudian macan tutul jawa berdasarkan sampel yang diperoleh dari individu MZB.

Untuk mempertegas pengamatannya, Teti dan tim juga melakukan wawancara mendalam dengan Ripi Yanuar Fajar yang melihat harimau tersebut. Wawancara dilakukan pada saat penelitian pada tanggal 15 hingga 19 Juni 2022 di lokasi ditemukannya sampel rambut.

Analisis genetik DNA memiliki tingkat…

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Tren Kaca Mata Canggih Merebak di AS, Pengguna Apple Vision Pro Mulai Berseliweran di Jalanan
Next post Jadwal Imsakiyah, Waktu Sholat dan Buka Puasa di Seluruh Indonesia Rabu 3 April 2024