designsuperstars.net, operator minuman ringan yang berbasis di Jakarta. Penjualan minuman bersoda optimistis akan meningkat pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Trijono Prijosoesilo mengatakan, biasanya selama Ramadan penjualan minuman ringan akan selalu meningkat. Bahkan, kontribusinya bisa mencapai 30-40 persen terhadap total volume penjualan minuman setiap tahunnya.
“Semoga Tuhan berkenan. Saya harap begitu. Biasanya Ramadan bisa berdonasi 30-40 persen dari jumlah totalnya per tahun. Dinilai sangat besar,” kata Trejono pada konferensi pers “Indikator Industri Minuman Tahun 2023 serta Peluang dan Tantangan Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/03/2024).
Menurutnya, jika Ramadhan tahun ini akan berlalu tanpa kendala. Hal ini juga akan mempengaruhi pertumbuhan industri minuman ringan. Misalnya saja kemarin menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres), tingkat penjualan minuman ringan sedikit meningkat. Ia berharap Ramadhan semakin meningkat.
“Kalau Ramadan sulit, maka sektor industri juga akan sulit. Kita berharap tahun ini, awal tahun lalu, kita diberitahu bahwa informasi mengenai pemilu presiden masih sedikit. Kampanyenya ditingkatkan sedikit, lalu mungkin dikurangi sedikit. Kami berharap Ramadhan mulai tumbuh,” ujarnya.
ASRIM memperkirakan pertumbuhan tersebut akan terus berlanjut hingga libur lebaran tahun ini, namun Triyono tidak menargetkan penjualan minuman ringan selama Ramadhan dan Idul Fitri.
“Sejauh ini terlihat cukup bagus. Penjualan meningkat awal bulan ini. Dan saya berharap ini terus berlanjut hingga Idul Fitri,” ujarnya.
“Saya belum melihat data konkritnya berapa persentase pertumbuhannya. Namun banyak rekan anggota yang mulai mengatakan bahwa jumlahnya mulai meningkat. Mungkin nanti kita lihat data pasca lebaran,” pungkas Trijono.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Trijono Prijosoesilo mengatakan, selama wabah Covid-19, penjualan minuman ringan turun hingga 50 persen.
“Kita semua tahu tentang dampak COVID-19. Ini sangat penting bagi industri minuman. Kita lihat penjualannya turun 45-50 persen,” kata Trijono saat jumpa pers terkait hal tersebut. “Kinerja Industri Minuman” Tahun 2023 serta Peluang dan Tantangan Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024)
Ia mengatakan, pandemi 2020-2021 merupakan masa sulit bagi industri minuman di Tanah Air.
“Memang kondisi industri minuman sangat menyedihkan. Dan ini penuh tantangan,” katanya.
Industri minuman ringan masih dalam proses pemulihan dari COVID-19. dalam paparannya Total penjualan diperkirakan tumbuh sebesar 3,1 persen pada tahun 2022 hingga 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, pendorong utama pertumbuhan ini adalah penjualan air mineral, kata Trijono. Industri minuman ringan juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,6 persen.
Triyono mengatakan, industri makanan dan minuman (mamin) memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. dan merupakan salah satu industri yang paling padat karya.
Sebelumnya diberitakan, dukungan teknologi dinilai akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam menghadapi tantangan. Mulai dari dampak geopolitik Perubahan iklim, krisis kesehatan, krisis logistik yang mendukung tingginya harga pangan. Kebijakan keras negara-negara maju telah menyebabkan kenaikan tajam harga energi.
“Kami akan menghadapi tantangan ini tahun depan dan seterusnya, jadi kami harus melihat ke depan. “Satu hal penting bagi industri makanan dan minuman adalah bagaimana kita bisa mendapatkan dukungan dari teknologi?” kata Adhi S. Lukman, presiden umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), di Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA) ) ), seperti dilansir Antara Di Jakarta, Rabu 3 Agustus 2023