designsuperstars.net, PADANG – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerapkan langkah-langkah teknologi perubahan iklim untuk mempercepat tanggap bencana di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Perubahan iklim melibatkan banyak lembaga.
Operasi teknologi modifikasi iklim ini dilakukan sebagai upaya mendesak penanganan banjir lahar dingin dan tanah longsor di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Barat, kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Informasi, Data, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB. Dalam keterangan tertulis yang diterima di Patang, Rabu (15/5/2024).
Abdul mengatakan, teknologi modifikasi cuaca diperlukan untuk mendukung proses evakuasi dan perbaikan struktur dan infrastruktur yang rusak akibat bencana hidrologi pada Sabtu malam (11/5/2024).
Hal ini dilakukan agar proses penanganan darurat bencana yang bekerja sama dengan berbagai instansi tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, ujarnya.
Selain itu, hingga sepekan ke depan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi cuaca di Provinsi Sumbar masih berpeluang hujan ringan hingga lebat.
Kegiatan teknologi perubahan iklim di Rana Minang dilakukan oleh BNPB, BMKG, TNI AU, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pihak terkait lainnya. BNPB akan mengoperasikan pesawat tipe Grand Caravan 208 C dengan nomor lambung PK-SNN dari Bandara Minangkabau.
Pada hari pertama operasi teknis modifikasi iklim, dilakukan dua penerbangan yang masing-masing membawa satu ton natrium klorida (NaCl), dimulai pukul 13.30 WIB.
“Saat ini total bibit kegiatan teknologi perubahan iklim di Sumbar sebanyak dua ton,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BMKG Twigorita Karnavati saat meninjau lokasi banjir vulkanik dingin di Kabupaten Akham mengatakan, perubahan cuaca dilakukan untuk mencegah terjadinya hujan di lokasi bencana.
Oleh karena itu, kami berupaya agar air hujan tidak jatuh ke lokasi bencana dan dibuang ke laut, kata Presiden BMKG.