Peringkat Indonesia Naik di TTDI 2024, Akademisi Soroti Kerusakan Lingkungan akibat Pembangunan Destinasi Wisata

Read Time:3 Minute, 29 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024 naik ke peringkat 22 dari 119 negara di dunia, atau naik 10 peringkat dibandingkan tahun lalu. Indonesia pun berhasil masuk 10 besar dengan kinerja TTDI terbaik sejak tahun 2019.

TTDI adalah indeks yang dihitung oleh Forum Ekonomi Dunia dan diperoleh melalui proses kualitatif dan kuantitatif dengan partisipasi lembaga-lembaga ternama dunia. Skor Indonesia meningkat sebesar 4,5% pada tahun 2019–2024.

Pertumbuhan ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan terbesar di antara negara mana pun di kawasan ASEAN selama lima tahun terakhir. Skor Indonesia pada tahun 2019 sebesar 4,3, dan pada tahun 2024 meningkat menjadi 4,46.  

Meski demikian, para akademisi masih melihat beberapa poin yang perlu dibenahi untuk meningkatkan industri pariwisata ke depan. Myra Puspasari Gunawan, pendiri Pusat Pariwisata Institut Teknologi Bandung (ITB), mengapresiasi seluruh proses dan kerja keras yang dilakukan semua pihak untuk membawa Indonesia masuk dalam pemeringkatan tersebut. 

“Namun lingkungan dunia usaha masih rendah, kesehatan dan kebersihan sangat rendah,” ujarnya dalam pengarahan mingguannya bersama Sandi Uno yang berlangsung secara daring, Senin, 1 Juli 2024. 

Menurutnya, ASEAN kini sangat agresif dalam mencapai lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Negara-negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand sedang berjuang untuk menerapkan prinsip-prinsip ESG.

“Ini salah satu alasan ASEAN berkembang karena ESG sangat penting saat ini,” kata Mayra.

Maira meminta pemerintah lebih mengontrol dan bungkam atas berbagai kejadian yang terjadi dalam pembangunan situs tersebut. Pembangunan yang terutama merusak lingkungan hidup dan menjadikan fasilitas tidak efektif atau dapat menimbulkan keberatan masyarakat.

“Itu aspek sosial dan lingkungan, kalaupun menjadi tanggung jawab seseorang, itu menunjukkan tidak bisa diam,” imbuhnya.

Dalam analisis TTDI tahun 2024, Indonesia mendominasi dari segi prioritas dan terjadi peningkatan anggaran pada tahun 2015-2017. Namun kelestarian lingkungan mempunyai risiko karena nilainya selalu rendah.

“Keterbukaan agak meningkat, namun infrastruktur pariwisata masih tertinggal dibandingkan infrastruktur transportasi,” lanjutnya.

Mayra juga merekomendasikan kemitraan dengan budaya untuk meningkatkan keseimbangan lingkungan dan menjadikan budaya sebagai modal. Halo, hal ini dikarenakan budaya atau sumber daya budaya sebagai sumber daya belum berkembang. 

Terkait tenaga pariwisata, seluruh program pendidikan pariwisata harus dipetakan dan dievaluasi terhadap kurikulum yang ada. SDM Indonesia di bidang pariwisata tidak kalah dengan negara-negara ASEAN lainnya, namun tetap perlu dievaluasi.

Pengamat pariwisata sekaligus Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM) M Baiquni memuji keberhasilan Indonesia dalam pemeringkatan TTDI 2024. Menurutnya, analisis dan pencapaian penting tersebut adalah Indonesia memiliki keanekaragaman alam dan hayati (sumber daya alam), serta keanekaragaman budaya yang merupakan sumber sumber daya pariwisata yang penting untuk dilestarikan dan dikembangkan.

Menurutnya, pariwisata Indonesia pulih dengan cepat pasca pandemi karena adanya pariwisata dalam negeri. Selain itu, perlahan pulih dari kunjungan wisatawan internasional. Di sisi lain, banyak usaha kecil dan menengah yang bangkrut belum pulih sepenuhnya. “Ini sangat penting untuk revitalisasi, lima arah prioritas tersebut belum sepenuhnya optimal dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah,” ujarnya dalam konteks yang sama. 

Saat ini, menurut dia, penetrasi modal dunia ke destinasi wisata mendominasi dan dikuasai oleh operator jaringan besar internasional. Perlu adanya penguatan aset kepemilikan lahan dan meninggalkan kebiasaan spekulan yang tidak mengembangkan daya tarik lahan. 

Overtourism banyak ditemukan di destinasi wisata seperti Bali, dan kemacetan lalu lintas juga menjadi masalah yang perlu diatasi di banyak destinasi wisata. Perilaku wisatawan juga berubah, sangat tidak sopan dan membuat warga sekitar merasa tidak nyaman.

Permasalahan tersebut bermula dari lemahnya penegakan peraturan perundang-undangan terkait perencanaan wilayah, pengelolaan personalia, dan pengelolaan keuangan dalam sistem pariwisata. Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, posisi Indonesia di dunia saat ini akan menentukan minat investor untuk berinvestasi di Indonesia.

“Indonesia berhasil melampaui Selandia Baru. Ini melebihi ekspektasi. Jadi Insya Allah kita pasti akan melihat peningkatan investasi. Dan jumlah pekerja pariwisata juga akan meningkat dan dampak ekonominya akan semakin besar,” kata Sandi. 

Meski begitu, Sandi berharap prestasi yang diraih para pegawainya serta pemangku kepentingan industri pariwisata lainnya tidak membuat mereka berpuas diri, melainkan menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik dari sekarang.

“Pekerjaan rumah kita berat banget. Kesehatan dan kebersihan kita di bawah… Kemudian kesiapan ICT…P&T akan dibuka. Sampai saat ini, kita belum mencabut kebijakan Covid pada visa pengunjung,” kata Sandiaga dalam siaran persnya. Konferensi “Menilai Peningkatan Peringkat Indonesia 2024” TTDI, Jakarta, Rabu 19 Juni 2024.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Hampir 6 Juta Ancaman Online Mengincar Pengguna Indonesia Januari-Maret 2024
Next post Dokter PBSI Ungkap Air Mineral Berkualitas Kunci Jaga Performa Pebulutangkis Indonesia