Potret Gundukan Rayap Tertua di Dunia Berusia 34 Ribu Tahun, Masih Berpenghuni

Read Time:1 Minute, 33 Second

designsuperstars.net, Jakarta Para ilmuwan telah menemukan gundukan rayap tertua di dunia yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Gundukan rayap ditemukan di sepanjang Sungai Buffels di Namaqualand, wilayah pesisir di Afrika Selatan bagian barat.

Dilansir designsuperstars.net dari India Times, Kamis (27/6/2024), gundukan rayap tersebut seperti berada di dalam es yang membeku sehingga masih terawetkan hingga saat ini. Pasalnya, masih ada rayap di gunung ini. Penemuan unik ini juga sangat menarik.

Penanggalan radiokarbon dari karbon organik di dalam gundukan tersebut menunjukkan usia yang berkisar antara 13.000 hingga 19.000 tahun, dengan usia karbonat mencapai 34.000 tahun.

Michele Francis, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan: “Penanggalan terbaru menunjukkan bahwa gunung-gunung ini jauh lebih tua dari yang diketahui sebelumnya, dan beberapa di antaranya berusia 34.000 tahun.

Michele menambahkan bahwa rayap tersebut lebih tua dari lukisan gua Eropa, dan lebih tua dari Maksimum Glasial Terakhir, ketika lapisan es besar menutupi sebagian besar belahan bumi utara.

Gundukan rayap tertua ditemukan oleh para peneliti dari Departemen Tanah dan Geosains Universitas Stellenbosch, yang bekerja sama dengan para ahli dari Institut Penelitian Nuklir di Hongaria.

Menurut peneliti, sekitar 20% wilayah tersebut memiliki gundukan ini dan dihuni oleh rayap, yang disebut “heuweltjies” dalam bahasa Afrikaans, yaitu rayap selatan (Microhodotermes viator).

Penelitian ini juga dinilai sangat penting. Meskipun penemuan rayap tertua sangat mengesankan, para ilmuwan mengatakan masih banyak hal yang perlu dipelajari.

Menurut peneliti lainnya, Paus Fransiskus, penemuan gundukan ini seperti bisa membaca buku tua yang mengubah segala hal yang kita pikir kita ketahui tentang sejarah. Usia mereka, dan informasi yang mereka berikan tentang ekosistem purba, menjadikan mereka dikenal di seluruh dunia sebagai keajaiban alam.

“Dengan mempelajari konsentrasi ini, para ilmuwan dapat lebih memahami cara memerangi perubahan iklim menggunakan cara alami untuk menghilangkan karbon dioksida.”

“Mereka juga menekankan pentingnya melestarikan lingkungan kita, karena para insinyur muda ini telah menciptakan lingkungan kita selama ribuan tahun,” tambahnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Citroen E-C3 Jadi Penerima Insentif Mobil Listrik Impor Pertama di Indonesia, Harganya Berapa?
Next post Fix! Xikers Resmi Jadi Line Up Terakhir, Siap Ramaikan Konser Saranghaeyo Indonesia 2024