designsuperstars.net, Jakarta Pemilihan presiden Indonesia tahun 2024 menimbulkan kekhawatiran besar bagi banyak warga negara. Pasalnya, pemilu kali ini akan menentukan ke mana arah negara ini dalam lima tahun ke depan. Demi menjaga keberlangsungan demokrasi, Komisi Pemilihan Umum (GEC) telah memastikan calon presiden Pilpres 2024 yang akan bertanding pada pemilu mendatang.
Setelah mendapat kepastian dari KPU, terdapat tiga pasangan calon presiden dan bakal calon Pilpres 2024 yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti rombongan Pilpres 2024, juga telah lolos verifikasi KPU dan siap mengikuti pemilu nasional 2024. pemilu. 14 Februari kemarin.
Dengan latar belakang yang berbeda namun saling melengkapi, calon wakil presiden 2024 ini bersama rekan-rekannya siap membawa Indonesia ke jalur yang lebih baik. Dalam politik Indonesia, calon wakil presiden biasanya dipilih dan diumumkan oleh partai atau koalisi pendukung calon presiden tersebut.
Berikut profil singkat calon wakil presiden 2024 yang dihimpun designsuperstars.net dari berbagai sumber, Rabu (6/3/2024).
Muhaimin Iskandar, yang dikenal sebagai Gus Imin atau Chak Imin, adalah tokoh politik terkemuka di Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kesuksesan dan kepemimpinannya yang kuat menjadikannya ikon yang tidak bisa diabaikan.
Muhaimin Iskandar lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 24 September 1966. Ayahnya, Muhammad Iskandar, guru Pondok Pesantren Manbaul Maarif memberikan landasan kokoh pendidikan dan nilai-nilai keagamaan semasa kecil Chak Imin.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang dan Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta, Muhaimin melanjutkan studinya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UGM. Beliau lulus pada tahun 1992 dan melanjutkan ke program magister komunikasi di Universitas Indonesia, lulus pada tahun 2001.
Sejak masa kuliahnya, Chak Imin aktif di berbagai forum dan organisasi kemahasiswaan, antara lain Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Keterlibatan aktifnya mencapai puncaknya ketika ia diangkat menjadi Presiden PMII cabang Yogyakarta pada tahun 1994-1997. Karir politik Muhaimin Iskandar bertepatan dengan munculnya Era Revolusi pada tahun 1998.
Bersama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama termasuk Abdurahman Wahid (Gus Dur), ia ikut serta dalam pembentukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saat itu, dengan Chak Imin sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB. Pada pemilu 1999, Chak Imin terpilih menjadi anggota DPR RI oleh PKB dan menjadi Wakil Ketua DPR RI periode 1999-2004, menjadikannya salah satu pimpinan DPR termuda saat itu.
Kesuksesan terus menghampiri Chuck Imin saat menjabat Ketua Umum PKB pada tahun 2000 hingga 2005. RI pada periode 2004-2009.
Pada pemilu 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Muhaimin sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Migrasi, peran yang dipegang Chak Imin dengan dedikasi penuh hingga tahun 2014. Setelah masa jabatannya sebagai menteri berakhir, Muhaimin Iskandar kembali memimpin PKB secara proklamasi pada tahun 2014. Di bawah kepemimpinannya, PKB mampu menambah perolehan suara pada pemilu 2014, dan beberapa kader PKB menjadi menteri di Kabinet Joko Widodo 2014-2019.
Chuck Imin dikenal tidak hanya sebagai politisi sukses, tapi juga sebagai pria berkeluarga yang kuat. Pernikahannya dengan Rustini Martho dikaruniai tiga orang anak. Pendidikan formalnya meliputi Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang, Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta, dan gelar sarjana dari FISIP UGM serta gelar magister komunikasi dari Universitas Indonesia.
Muhaimin Iskandar, dengan segala sifat baik yang dimilikinya, termasuk latar belakang pendidikan yang kuat, pengalaman politik bertahun-tahun, dan rekam jejak prestasi yang baik, merupakan salah satu orang yang berharap dapat mengambil peran sebagai Wakil Presiden Indonesia di masa depan.
Gibran Rakabuming Raka menjadi salah satu calon wakil presiden yang mendapat pengukuhan Komisi Pemilihan Umum (GEC) untuk mencalonkan diri pada pemilu nasional 2024. Seorang pengusaha sukses, Gibran memiliki latar belakang yang kuat dalam bisnis kuliner. Ia memiliki sebuah restoran terkenal di kota Solo, Jawa Tengah. Dalam mengelola usahanya, Gibran dikenal sebagai sosok yang inovator dan visioner.
Di usianya yang ke-33, Gibran menorehkan namanya sebagai Wali Kota termuda yang pernah memimpin Kota Surakarta. Gibran Rakabuming Raka, sosok yang memiliki akar kuat di Solo sejak kecil, memberikan kontribusi besar kepada pemerintah setelah kembali ke tanah air.
Meski pertama kali pindah ke Singapura saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMP), Gibran kemudian kembali lagi dan melanjutkan pendidikan di Orchid Park High School, Singapura pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada tahun 2007, setelah lulus dari Institute of Management Development di Singapura. Gibran melanjutkan studinya di University of Technology Sydney Insear, Sydney, Australia dan berhasil menyelesaikan program tersebut pada tahun 2010.
Lahir pada 1 Oktober 1987 di Surakarta, Gibran tumbuh bersama dua saudara kandung, Kahiang Ayu dan Kaesang Pangarep. Gibran Rakabuming Raka kemudian menikah dengan Selvi Ananda dan dikaruniai dua orang anak, Jan Etes Srinarendra dan La Lemba Mana. Selain menjabat Wali Kota Solo, Gibran memantapkan dirinya di kancah politik nasional.
Saat ini, ia menjabat sebagai wakil presiden bersama Prabowo Subianto yang mencalonkan diri pada Pilpres 2024. masa depan yang cerah bagi masyarakat.
Mahfoud MD lahir dengan latar belakang pendidikan dan karir yang baik. Pendidikan dasar beliau dimulai di sebuah madrasah di Pamekasan, dimana inisial “Md” pertama kali ditempelkan pada namanya ketika memasuki Pendidikan Guru Keagamaan (PGA) pada tingkat sekolah menengah. Hal ini terjadi karena ada lebih dari satu siswa bernama Mahfud di kelasnya.
Masa remajanya membawanya ke Yogyakarta, tempat Mahfoud belajar di Pendidikan Hakim Islam Negara (PHIN) dan memutuskan untuk tinggal di kota tersebut untuk melanjutkan studinya. Mahfud memilih jalur akademik kuat dengan fokus hukum ketatanegaraan di Universitas Islam Indonesia (UII) dan mengambil jurusan sastra Arab di Universitas Gajah Mada (UGM). Dedikasinya terhadap dunia pendidikan dibuktikan dengan studi master dan doktoralnya di UGM. Pada tahun 1984, Mahfoud menjadi guru besar di Fakultas Hukum UII, sambil melanjutkan studi magister dan doktoral di UGM.
Sebagai seorang ulama, profesional, peneliti dan penulis produktif, Mahfoud telah menghasilkan sejumlah karya tulis yang menginspirasi. Beberapa judul buku yang mengangkat topik hukum ketatanegaraan dan kontroversinya, seperti Undang-Undang dan Konstitusi dalam Kontroversi Isu (2010) dan Undang-Undang dan Konstitusi dalam Kontroversi Isu (2010), mencerminkan kontribusinya dalam menyelesaikan permasalahan dan permasalahan hukum. permasalahan ketatanegaraan di Indonesia.
Tidak hanya di dunia akademis, Mahfoud dikenal dengan beberapa buku yang membahas pandangannya tentang hukum dan demokrasi, seperti Demokrasi dan Konstitusi (2001) dan Perjuangan Hukum dan Pilar Demokrasi (1999). Karya akademisnya otentik dan relevan, menciptakan pemahaman mendalam tentang tantangan hukum dan politik di Indonesia.
Pengalaman Mahfoud MD tidak terbatas pada dunia pendidikan saja. Beliau memiliki rekam jejak yang mengesankan di berbagai institusi, termasuk eksekutif, hukum, dan profesi hukum. Sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada kabinet kerja Presiden Abdurahman Wahid pada tahun 2000-2001, Mahfoud terlibat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional yang berdampak besar.
Karir politiknya juga terungkap dari perannya sebagai anggota DPR RI dari Partai PKB periode 2004-2008 yang ditempatkan di Komisi III DPR RI. Namun puncak kiprahnya di bidang yudikatif terjadi ketika ia terpilih menjadi hakim konstitusi pada tahun 2008 dan menjabat sebagai hakim ketua Mahkamah Konstitusi selama dua periode, 2008-2011 dan 2011-2013.
Selain itu, Mahfoud merupakan anggota Kelompok Permusyawaratan Ahli pada Badan Pembinaan Hukum Nasional (NLDA) dan anggota Pengurus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Pembangunan Indonesia (KIM) menjadi penegasan terbaru atas kemampuannya di tingkat pemerintahan.
Sejalan dengan itu, PDI-P kemudian menegaskan kepercayaannya kepada Mahfud MD dengan menyatakannya sebagai wakil presiden bersama Ganjar Pranovo pada Pilpres 2024 2023.