NEGARA. . Ma’mun menekankan komitmen mendalam UMJ terhadap kebijakan mutu.
Tugas tersebut dicapai melalui pengesahan dan penandatanganan dokumen perjanjian POB oleh rektor dan seluruh badan, lembaga, dan departemen pemegang sertifikasi ISO 9001:2015.
“Jangan formal ISO 9001, tapi implementasinya tetap didukung. Tentu ada kegiatan tahunan. Semua manajemen mutu harus penting,” kata Ma’mun, Rabu (3/4/2024).
Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM) Profesor Triya Astika Enda P menjelaskan, meraih akreditasi tertinggi merupakan awal dari perjalanan UMJ yang sesungguhnya. Menurutnya, kualitas budaya tidak hanya dibuktikan dengan bukti, tetapi juga cerminan budaya.
“Mereka akan mengintegrasikan budaya dalam semua aspek pengembangan dan implementasi.” Tentu saja, siklus ini pada akhirnya akan membentuk peningkatan kualitas di masa depan. “Insya Allah kita akan mempersiapkan akreditasi internasional, salah satu syaratnya adalah kualitas budaya di universitas, fakultas, dan program studi,” ujarnya.
Dari pengembangan bab BPM, terdapat lima badan, organisasi dan departemen yang bersertifikat ISO 9001:2015, yaitu BPM, LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), SPI (Departemen Audit Internal), Departemen Perpustakaan dan Departemen PMB (Baru Penerimaan siswa) dan promosikan
Kelimanya mendukung beberapa biro, antara lain SDI (Sumber Daya Manusia), Biro Umum dan Prasarana, PDTI (Pusat Teknologi Informasi), dan Biro Administrasi Bisnis dan Pengkajian. Lembaga, organisasi, dan departemen tersebut menjalani pelatihan dan pendidikan setelah November 2023.
UMJ melalui BPM menargetkan memperoleh sertifikasi ISO 9001:2015 pada Juli 2024. Menurut Tria, seluruh pihak yang terlibat telah mengikuti pelatihan dan seminar serta siap melaksanakan rencana mutu tersebut.
Konsultan ISO Katya Retno Hapsari, Sosialisasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Menurutnya, UMJ belum siap melaksanakan rencana tersebut.
“Memang manajemennya sudah sangat baik, harusnya dibersihkan dan tugas penerapan sistem tetap dijaga. Kami melihat ada beberapa proses yang perlu dibersihkan lebih lanjut. Akan ada audit internal, inspeksi, dan review. ini harus dihindari,” katanya.
Katya UMJ tidak berhenti sampai memperoleh sertifikasi ISO, namun dapat terus menciptakan budaya mutu, pelanggan dan pemangku kepentingan membakar, mempertahankan dan meningkatkan mutu.
“Saya berharap tidak berhenti, tapi justru UMJ terus berkembang. Dengan mengenalkan budaya mutu, otomatis UMJ akan maju dan semakin besar,” kata Katya.