Risiko Alzheimer Bisa Dikurangi dengan Terus Mempelajari Hal Baru Lewat Pendidikan

0 0
Read Time:2 Minute, 31 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Seiring bertambahnya usia, fungsi otak bisa menurun sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, penyakit Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang paling umum, ditandai dengan kerusakan progresif sel-sel otak yang mengganggu daya ingat, berpikir, dan perilaku.

Kabar baiknya, penelitian menunjukkan bahwa kita dapat menjaga kesehatan otak dan meminimalkan risiko penyakit Alzheimer dengan terus belajar dan melatih otak melalui pendidikan.

Hal tersebut disampaikan oleh Gea Pandhita S, M.Kes., Sp. N, ahli saraf pada acara diskusi media Temui Alzheimer, penyakit yang sering menyerang lansia di Jakarta pada 13 Juni 2024.

“Semakin tinggi pendidikan, maka risiko terkena Alzheimer pun semakin rendah, hingga sekitar 7 persen,” kata Gea.

Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan suatu kesempatan dimana seseorang dapat menambah pengetahuannya terhadap hal-hal baru yang dapat terus menambah pengetahuannya.

Pendidikan yang dimaksud tidak hanya terfokus pada pendidikan formal, namun juga pada pendidikan informal yang diperoleh di luar sekolah. Selama otak terus digunakan untuk berpikir, risiko penyakit Alzheimer pun akan menurun.

“Pada dasarnya otak digunakan. Kalau tidak dimanfaatkan maka akan hilang, otak kita akan menurun. Gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat sehingga bisa merangsang otak,” kata Gea.

 

Selain terus menstimulasi otak Anda melalui pembelajaran, ada beberapa langkah lain yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan risiko terkena penyakit Alzheimer.

“Ada dua cara, kita mengurangi hal-hal yang merusak otak dan kita meningkatkan hal-hal yang dapat merangsang otak untuk mencegah penyakit Alzheimer,” jelas Gea.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi otak dan harus dihilangkan antara lain: Diabetes Hipertensi Cedera kepala Merokok Polusi udara Obesitas Depresi Alkohol Gangguan pendengaran

Sedangkan hal-hal yang dapat menstimulasi otak dan perlu ditingkatkan adalah : Olah raga, pergaulan, pendidikan tinggi

Dr Gea menjelaskan, ada 10 gejala umum penyakit Alzheimer yang bisa dikenali sejak dini. Masalah ingatan: Gejala ini bisa muncul dalam bentuk pertanyaan dan cerita yang berulang-ulang. Sulit berkonsentrasi: Dalam beraktivitas sehari-hari, penderita gejala Alzheimer akan banyak melakukan kesalahan karena sulit berkonsentrasi. Kesulitan melakukan aktivitas yang biasa dilakukan: Sesuatu yang tadinya merupakan hobi atau kebiasaan menjadi sulit dilakukan. Disorientasi: Kebingungan dalam mengidentifikasi kondisi meskipun kondisi tersebut seharusnya mudah. Kesulitan memahami visi spasial: Kebingungan dalam memahami lingkungan dan dapat mempengaruhi kemampuannya mengingat arah dan mengenali tempat yang sebelumnya ia kenali. Gangguan komunikasi: Kesulitan memahami maksud pembicaraan dan mulai lupa kosa kata. Mengembalikan barang: Terjadi pada kasus ekstrim, seperti memasukkan kunci mobil ke dalam lemari es. Membuat keputusan yang salah: Gangguan berpikir yang dialami dapat menyebabkan pasien mengambil keputusan yang salah dan tidak rasional. Penarikan sosial: Tidak mau ikut serta dan bersosialisasi. Perubahan perilaku dan kepribadian: mungkin menjadi lebih curiga, cemas, dan sebagainya.

Saat ini penyakit Alzheimer belum bisa diobati sepenuhnya, namun perkembangannya hanya bisa dihentikan untuk mencegahnya bertambah parah. 

“Sampai saat ini teknologi yang ada hanya bisa disebut ‘rem’, yaitu mengendalikan gejala. Tapi dia tidak bisa menyembuhkannya,” kata Gea.

Hal ini dikarenakan penyakit Alzheimer terjadi akibat degenerasi atau penuaan pada otak, sehingga otak menjadi semakin mengecil, dan belum ada pengobatan atau teknologi yang dapat membalikkan kondisi tersebut.

Dokter hanya bisa berusaha mengurangi gejala Alzheimer agar tidak bertambah parah. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto