‘Roh’ Kebersamaan Butuh Rasa Saling

0 0
Read Time:1 Minute, 55 Second

JAKARTA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Inti Perkebunan Rakyat (Aspekpir) dan pengurus beberapa koperasi produksi kelapa sawit Kalimantan Barat yang mengelola ratusan petani kelapa sawit di wilayah tersebut mengkaji model kerjasama yang diterapkan PTPN IV PalmCo Regional 3 Provinsi Riau. Mereka berkunjung ke PTPN IV PalmCo Regional 3 dan diterima langsung oleh SEVP Operations Arief Subhan Siregar dan General Manager Mitra Farmer Zone Ferry P Lubis serta mempelajari dan berdiskusi mengenai Program Kemitraan Petani untuk percepatan revitalisasi perkebunan kelapa sawit rakyat di Kalimantan Barat, dengan harapan agar Aspek-aspek tersebut dapat tercapai. dan koperasi dapat mendukung rencana pemerintah untuk mempercepat PSR yang menargetkan kepemilikan perkebunan seluas 60.000 hektar pada tahun 2026. “Luar biasa. Kami belajar setidaknya ada empat pilar penting yang bisa kami bawa pulang ke depan,” kata Dr. Mei Irmoko, Kepala Bidang Publisitas, Humas dan Promosi Kalimantan Barat. Pertama, melanjutkan kebijakan kemitraan dan menerapkan model pengelolaan tunggal. Model inilah yang menjadi kunci suksesnya program PSR yang dilaksanakan PTPN IV PalmCO Regional 3 Riau di berbagai wilayah di Provinsi Riau. Melalui model ini, budaya teknis petani koperasi akan disejajarkan dengan standar tinggi perusahaan. Diawali dengan penebangan pohon kelapa sawit yang sudah tua, proses penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan dilakukan di kawasan revitalisasi kelapa sawit rakyat dengan menggunakan bibit kelapa sawit bersertifikat berkualitas. Pendekatan ini semakin canggih dengan model pembeli atau bantuan komersial kepada petani dalam proses regenerasi kelapa sawit. Salah satu perwujudan dari model ini adalah penyediaan program pangan untuk bekerja bagi petani koperasi, yang memungkinkan mereka untuk terus memperoleh pendapatan selama masa pemulihan. Berikutnya, PTPN IV juga menawarkan program yang memberikan petani bibit kelapa sawit bersertifikat berkualitas, pendampingan, dan pelatihan agar bisa bercocok tanam. Keterampilan dan pengetahuan bagi petani untuk mencapai perkebunan berkelanjutan. Dijelaskannya, secara umum permasalahan kemitraan di Riau tidak jauh berbeda dengan di Kalimantan Barat. Namun, pendekatan Regional 3 memberikan hasil yang lebih baik. “Kalau kita lihat ciri-ciri permasalahan di sini, kita lihat tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang ada di Kalimantan Barat. Kerja sama antara dunia usaha dengan petani akan berhasil jika dilakukan dengan semangat solidaritas : Saling mendukung, saling membantu, saling menguatkan,” ujarnya. Didorong oleh pemerintah, digitalisasi ini membuat hidup lebih mudah bagi petani karet. Di era digital saat ini, metode pembayaran mulai populer melalui pembayaran digital. Ini salah satu cara mengurangi ketergantungan uang tunai designsuperstars.net.co.id 16 Oktober 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto