Semakin Banyak Anak Gunakan Gawai di Era Digital, Kemendikbudristek Minta Orangtua Terus Dampingi

Read Time:2 Minute, 42 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Di era digital, gadget dan perangkat pintar lainnya semakin banyak digunakan oleh anak-anak dan remaja di Indonesia.

Ponsel pintar dan laptop digunakan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh mulai dari prasekolah hingga pendidikan tinggi. Namun di saat yang sama, berbagai permasalahan juga muncul akibat meningkatnya intensitas penggunaan perangkat tersebut.

Menyadari hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak para orang tua untuk selalu membantu anaknya dalam menggunakan gawai.

Ajakan ini disampaikan melalui webinar Dharma Wanita Perempuan (DWP) pada 7 Februari 2024 di Jakarta.

Franka Makarim, Ketua DWP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam acara tersebut mengatakan bahwa teknologi digital menjadi salah satu cara untuk memfasilitasi pertukaran informasi. Namun menciptakan ekosistem pendidikan digital yang sehat bagi tumbuh kembang anak Indonesia masih menjadi tugas besar bagi berbagai pihak terkait.

Franka tidak memungkiri bahwa kemajuan teknologi dapat mengoptimalkan pertukaran informasi yang berguna dalam merangsang kemampuan berpikir kritis dan penalaran anak.

Di sisi lain, semakin besarnya ancaman risiko siber saat berselancar di internet menjadikan peran orang tua sangat penting sebagai teladan pengguna teknologi digital yang bertanggung jawab, kritis, dan produktif, kata Franka, merujuk pada keterangan resmi, Senin (12). . /2024/2) .

Selain itu, anak-anak juga memerlukan bimbingan orang dewasa agar dapat mengeksplorasi fitur-fitur yang sesuai dengan kelompok usia dan kebutuhannya.

Dukungan orang tua sangatlah penting, mengingat pengaruh teknologi di era digital tidak bisa sepenuhnya dihindari.

“Saat ini pengaruh teknologi digital tidak bisa sepenuhnya dihindari. “Tetapi sebagai orang tua kita mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menangani penggunaan teknologi oleh anak-anak, berbicara dengan mereka dan memberi mereka pemahaman,” jelas Franka.

Menurutnya, kerja sama yang baik antara orang tua dan pendidik diperlukan untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi generasi mendatang.

Selain itu, lingkungan keluarga dan sekolah juga diharapkan dapat menjadi tameng yang dapat melindungi anak dari dampak negatif dunia digital. 

“Dalam tantangan era digital yang semakin meningkat, kita tidak boleh malu untuk saling membantu, saling memperkaya pengetahuan dan bertanya mengenai masalah ini. “Jadi bisa kita terapkan di rumah maupun di sekolah,” kata Franka.

Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menyampaikan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memberikan akses konten pembelajaran bagi guru dan siswa.

Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan Platform Belajar Mandiri (PMM). Hal ini merupakan salah satu best practice pemanfaatan teknologi, sekaligus strategi penerapan Kurikulum Mandiri. Saat ini, 2,6 juta guru menggunakan PMM.

“Pemanfaatan PMM merupakan kontribusi pemerintah untuk memastikan pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia mempunyai kesempatan yang sama dalam mengakses konten pembelajaran kontekstual,” kata Nunu.

Nunu meyakini perkembangan teknologi digital tidak bisa dihindari. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah proaktif membuat regulasi agar siswa dapat menghadapi kemajuan teknologi dengan percaya diri dan berkarakter unggul.

Selain itu, beberapa Kemendikbud mendapat kebijakan untuk mengembangkan kompetensi pendidik. Dengan tujuan tersebut, proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik di era digital.

Dalam konteks pendidikan anak, upaya pemerintah harus didukung oleh peran orang tua dan kemampuan literasi, tentunya sebagai sahabat anak. Menurut Nunuk, literasi bukan hanya soal kemampuan menggunakan gawai secara cerdas, tapi juga soal memilih konten yang tepat secara bijak.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mempercepat pemanfaatan teknologi digital. Oleh karena itu, orang tua kita harus memahami kebijakan ini demi kepentingan masa depan anak-anak kita, tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Gaya Hidup Kekinian Makin Serba Cepat dan Instan, Begini Rahasia Sayangi Kesehatan Jantung di Usia Muda
Next post Mau Kerja di BUMN Top? Ini 5 Jurusan Kuliah Teknik yang Banyak Dilirik Pertamina