Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan di Era Prabowo-Gibran? Ini kata Pengamat

0 0
Read Time:3 Minute, 46 Second

designsuperstars.net, Jakarta – Direktur Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum (Celios) Ekonomi Digital, Nailul Huda menyoroti calon Menteri bidang perekonomian pasangan presiden/wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang sukses memenangkan Pilpres -2024 dalam satu putaran.

Menurut Nailul Huda, pengumuman pemenang pemilu presiden bukan satu-satunya variabel yang mempengaruhi investasi. Investor sebenarnya masih wait and see, kita tunggu saja calon menterinya, khususnya di bidang perekonomian, khususnya menteri keuangan. “Pemilihan menteri keuangan merupakan hal yang dinanti-nantikan oleh investor,” kata Nailul Huda kepada designsuperstars.net, Jumat (22/3/2024).

Nailul mengatakan rendahnya peluang Sri Mulyani Indrawati menjadi Menteri Keuangan juga akan menjadi faktor negatif bagi investasi pasca Pilpres 2024. Sebab, Sri Mulyani selama ini berperan penting dalam menarik investor. Makanya saya masih ragu dengan perekonomian kita sampai Prabowo mengumumkan susunan kabinetnya. Saya kira investor akan wait and see, ujarnya.

Selain itu, kata Nailul, saat ini Menteri Jokowi sedang menghadapi banyak permasalahan, salah satunya adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadaya yang mungkin terpilih kembali menjadi Menteri Prabowo-Gibran.

Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyampaikan pesan kepada calon Menteri Keuangan masa kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka agar mencapai tren pertumbuhan ekonomi yang baik. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, kunci keberhasilan mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi adalah keahlian dalam pengelolaan kebijakan moneter.

Selain itu, menteri keuangan mendatang juga harus bisa memastikan basis perekonomian Indonesia tetap kuat di tengah berbagai risiko krisis keuangan. Tak sampai disitu saja, Sri menegaskan penggantinya harus peka menerima perbedaan keinginan masyarakat. Sensitivitas tersebut untuk memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang ada di masyarakat.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya optimistis perekonomian Indonesia bisa tumbuh sebesar 5,2 persen pada tahun 2024.

Meski demikian, Sri Mulyani juga mengakui pertumbuhan tahun ini sebesar 5,2 persen tidak bisa dikaitkan dengan risiko yang sangat rendah.

Risiko ini berasal dari perbedaan pendapat lembaga keuangan internasional, yaitu IMF yang memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh sebesar 5% pada tahun ini, Bank Dunia sebesar 4,9%, dan OECD sebesar 5,2%.

“Mereka melihat risikonya sangat rendah sehingga lebih rendah dari APBN kita sebesar 5,2 persen,” kata Sri Mulyani dalam rapat gabungan dengan Komisi XI DPR yang disiarkan Selasa (19/3/2024).

Kemudian pada tahun 2025, Sri Mulyani melihat kembali bahwa risiko penurunan tidak akan membaik, ketika proyeksi lembaga internasional masih berada di kisaran 5 persen atau kurang dari 5 persen. Meski begitu, Sri Mulyani meyakinkan pemerintah tetap optimis dan realistis.

Namun dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menyoroti kinerja pertumbuhan ekonomi negara-negara besar, termasuk Indonesia. “Jika kita melihat ke tahun 2023, kita melihat hanya empat negara yang tumbuh lebih dari 5 persen; India, Filipina, Indonesia, dan China,” ujarnya.

“Pada tahun 2024, kita akan melihat India, Filipina, Vietnam, dan Indonesia di atas 5 persen. Jadi kita akan melihat Indonesia tetap tidak berubah pada angka 5 persen atau lebih, sementara negara lain mungkin kesulitan untuk mencapai atau mempertahankan level tersebut,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengaku kurang optimis dengan target pertumbuhan ekonomi antara 4,9 – 5,2 persen. Karena tahun 2024 masih diselimuti ketidakpastian, belum ada yang tahu pasti apakah target tersebut bisa tercapai atau tidak.

“Kenapa totalnya pesimis, ketidakpastiannya? Saya kira bagus karena tahun ini adalah tahun yang penuh ketidakpastian. Makanya kita bisa prediksi targetnya dengan bilang kisarannya 4,8 -5,2%, bisa 4,9%. 5% , tapi kenyataannya belum ada yang tahu pasti,” kata Shinta, Kamis (14/3/2024) dalam forum diskusi.

Ia mengatakan, baru kali ini pemerintah memperkirakan pertumbuhan perekonomian Indonesia tanpa yakin target tersebut bisa tercapai pada tahun 2024.

“Ini pertama kalinya kami membuat prediksi yang menurut saya belum pasti,” ujarnya.

Berbeda dengan Shinta, Direktur Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK Wahyu Budi Satriyo menilai tahun 2024 akan diwarnai dengan optimisme yang tinggi. Pasalnya, tahun ini sumber kelemahan dan bahaya sudah terlihat.

“Kalau kita lihat tahun 2024 penuh ketidakpastian, jadi ada yang pesimis. Kita lihat dari sisi lain, kita lihat berdasarkan pantauan kita di awal tahun, pelaku pasar terlihat optimis yaitu , apakah akan menjadi pergerakan di sektor perekonomian mulai tahun 2023,” kata Wahyu.

Kemudian pada tahun 2023, kata Wahyu, saat itu belum jelas risiko kerentanan dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga saat itu Ketua Dewan Komisioner OJK menyebut tahun 2023 sebagai season of the perfect storm yang artinya badai. terjadi sekaligus.

“Namun nampaknya seiring berjalannya waktu, pada tahun 2024 di awal tahun atau di akhir tahun 2023, kita melihat sumber kelemahan dan risikonya sudah bisa kita identifikasi, meski kita belum tahu persis apa dampaknya. pada tahun 2024,” pungkas Wahyu.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto