Tanda Kiamat Mulai Muncul dari Bawah Tanah

0 0
Read Time:3 Minute, 3 Second

JAKARTA – Data air tanah menurun dengan cepat di seluruh dunia, menurut sebuah makalah yang diterbitkan peneliti UC Santa Barbara di jurnal Nature.

Penelitian ini memberikan analisis tingkat air tanah terbesar di seluruh dunia, mencakup hampir 1.700 akuifer.

Selain memperingatkan penurunan sumber daya air, penelitian ini juga memberikan contoh situasi yang berhasil diatasi, dan bagaimana penurunan air tanah dapat diatasi, Live Science, Laporan Jumat, 9 Januari 2024.

Hal ini memberikan manfaat bagi para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan pengelola sumber daya yang ingin memahami perilaku air tanah di seluruh dunia.

“Penelitian ini didorong oleh rasa ingin tahu. Kami ingin lebih memahami keadaan air tanah global dengan memecahkan masalah jutaan pengukuran permukaan air tanah,” kata Debra Perrone, seorang profesor di program Studi Lingkungan UC Santa Barbara dan salah satu penulis jurnal tersebut.

Tim ini mengumpulkan data dari catatan nasional dan subnasional serta pekerjaan dari lembaga lain. Penelitian ini memakan waktu tiga tahun, dua tahun di antaranya dihabiskan hanya untuk membersihkan dan memilah data.

Hal inilah yang diperlukan untuk memahami total 300 juta pengukuran ketinggian air dari 1,5 juta sumur selama 100 tahun terakhir.

Hal ini kemudian bertujuan untuk menerjemahkan banyaknya data ke dalam wawasan dunia nyata mengenai tren air tanah global. Para peneliti kemudian menelusuri lebih dari 1.200 publikasi untuk merekonstruksi batas-batas akuifer di wilayah studi dan mengevaluasi tren ketinggian air tanah di 1.693 akuifer.

Mengutip laporan di situs UC Santa Barbara, temuan mereka memberikan analisis paling komprehensif mengenai tingkat air tanah global hingga saat ini, dan menunjukkan prevalensi penipisan air tanah.

Studi tersebut mengungkapkan bahwa air tanah menipis di 71% akuifer. Penipisan ini terjadi dengan cepat di banyak tempat. Tentu saja, laju penipisan air tanah pada tahun 1980an dan 1990an telah meningkat pesat sejak tahun 2000 hingga saat ini.

Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan betapa buruknya keadaan, namun juga menunjukkan bahwa keadaan semakin buruk. Penurunan pesat ini secara kebetulan terjadi hampir tiga kali lebih banyak dari yang diperkirakan.

Studi lebih lanjut mengenai air tanah lebih sering dilakukan di daerah beriklim kering, terutama di tanah kering dan semi-kering yang cepat habis akibat budidaya.

“Sebuah temuan yang kebetulan,” kata penulis utama Scott Jacechko, seorang profesor di Brain School of Environmental Science and Management.

Dia menambahkan, “Tetapi sesuatu yang intuitif adalah satu hal. Menunjukkan bahwa hal itu terjadi dengan data nyata adalah hal lain.”

Di sisi lain, ada juga tempat-tempat yang tingkatnya jauh lebih stabil atau mulai pulih.

Penipisan air tanah pada tahun 1980an dan 1990an terjadi pada 16% sistem akuifer yang data historisnya dimiliki oleh penulis. Namun, kasus-kasus ini hanya terjadi separuhnya secara kebetulan.

“Studi ini menunjukkan bahwa orang dapat mengubah keadaan dengan upaya yang disengaja dan terfokus,” kata Jasechko.

Ambil contoh Tucson, Arizona. Air yang diambil dari Sungai Colorado digunakan untuk mengisi ulang akuifer di dekat Lembah Avra. Proyek ini menyimpan air untuk digunakan di masa depan.

“Air tanah sering dianggap sebagai simpanan air,” jelas Jasechko. “Pengisian ulang akuifer secara sengaja memungkinkan kami menyimpan air tersebut hingga dibutuhkan,” tegasnya.

Masyarakat dapat menghabiskan banyak uang untuk membangun infrastruktur yang dapat menyimpan air di atas tanah. Namun, jika ada perencanaan geologi yang tepat, masyarakat dapat menyimpan air dalam jumlah besar di bawah tanah dengan biaya yang jauh lebih murah, tidak terlalu mengganggu, dan tidak terlalu berbahaya.

Penyimpanan air tanah juga dapat memberikan manfaat bagi ekologi daerah tersebut. Memang benar, saat menyiapkan laporan penelitian pada tahun 2014, Perrone menemukan bahwa akuifer yang diisi ulang dapat menyimpan air enam kali lebih banyak per dolar dibandingkan akuifer permukaan. Analisis kandungan protein pada sampel makanan kini menjadi lebih mudah dengan N-Realizer, yaitu alat laboratorium yang digunakan untuk menganalisis kandungan nitrogen atau protein dalam suatu sampel. designsuperstars.net.co.id 24 Oktober 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D slot 1000 jepang slot lapaktoto