designsuperstars.net, Jakarta – Polusi dan perubahan iklim kini semakin memberikan dampak nyata terhadap kesehatan manusia. Bahkan pada tahun 2023, terjadi peningkatan tajam penyakit infeksi saluran pernafasan di Jakarta yang berdampak tidak hanya pada kesehatan paru-paru, namun juga pada kualitas kulit sebagai organ terbesar dan pelindung terjauh tubuh manusia.
Menurut ahli biologi molekuler dalam International Journal of Molecular Sciences, perubahan iklim dapat merusak pelindung kulit, atau lapisan terluar kulit, yang merupakan garis pertahanan pertama tubuh, sehingga meningkatkan risiko iritasi dan infeksi kulit. Hal ini diperkuat dengan temuan dokter kulit dalam British Journal of Dermatology bahwa paparan polusi di kota-kota besar mempercepat rusaknya pelindung kulit.
Tapi dokter kulit Dr. M. Akbar Wedyadhana, Sp.KK FINSDV, FAADV, mengatakan masyarakat awam semakin sadar bahwa polusi dan perubahan iklim dapat mempengaruhi kecantikan dan penampilan. Kesadaran ini juga berdampak positif terhadap semakin besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap perawatan kulit.
Namun hal ini harus diimbangi dengan pengetahuan bahwa kecantikan dan penampilan dimulai dari kulit yang sehat, kata dr. Akbar, saat konferensi pers Interbat Aesthetic untuk produk Ionic Skincare System di Jakarta pada 20 Februari 2024.
Sementara itu, Dr. Akbar, Minat orang Indonesia terhadap perawatan kulit berbasis teknologi Korea Selatan semakin meningkat. Ia juga mengedukasi pasiennya agar bisa memilih produk yang bisa memperbaiki kondisi kulit, bukan hanya skin sawar bagian atas saja.
Dr. Akbar mengatakan ada inovasi teknologi Korea yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan tersebut, yakni mineral penyeimbang ion. “Ini merupakan penemuan baru yang sangat penting karena sebenarnya dermal barrier pada kulit manusia bisa sembuh sendiri atau beregenerasi sendiri bila diberikan pengobatan yang tepat,” ujarnya.
Ion Balancing Minerals adalah teknologi pertama di dunia yang berhasil menggunakan ion dari mineral alami kalsium dan magnesium dalam formulasi perawatan kulit yang konsisten. Ion sendiri merupakan molekul bermuatan listrik yang terdapat di alam, termasuk di dalam sel-sel tubuh kita.
Ketidakseimbangan ion dalam sel tubuh dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti meningkatnya radikal bebas dan peradangan. Dengan kadar ion yang seimbang, kalsium dan magnesium membantu sel-sel kulit menyembuhkan dirinya sendiri dan memperkuat pelindung kulit, mengunci kelembapan dan melindungi kulit dari bakteri penyebab infeksi dan jerawat.
“Dikombinasikan dengan interseluler lamellar emulsion – formulasi dengan konsentrasi ceramide, kolesterol dan asam lemak yang sangat spesifik yang menyerupai struktur kulit manusia, sel-sel kulit akan terstimulasi untuk memproduksi kolagen dan memperbaiki jaringan yang rusak atau menua,” jelas Akbar.
Menanggapi kebutuhan akan perawatan kulit yang tidak hanya merawat kulit tetapi juga memulihkannya, Interbat Aesthetic meluncurkan lini produk pertamanya dengan merek Xtracare sebagai sistem perawatan kulit ionik pertama di dunia. Perawatan kulit ini memadukan teknologi Ion Balancing Minerals dan Interseluler Lamellar Emulsion.
Pada kesempatan yang sama, Derrick Sukamto, Wakil Presiden PT Interbat, mengatakan lini perawatan ski tersebut telah melakukan penelitian selama enam tahun bekerja sama dengan perusahaan Korea. “Pertama yang kami lakukan adalah menyelidiki dulu teknologinya, penetrasinya ke kulit, kemudian dilakukan uji serial dari in vitro ke manusia,” jelasnya.
Berkat itu, teknologi ini akan membantu proses regenerasi kulit, menghidrasinya, dan meningkatkan produksi kolagen. “Hasilnya adalah produk yang terbukti secara klinis tidak hanya meningkatkan lapisan pelindung luar kulit, tetapi juga lapisan lebih dalam,” kata Derrick yang mengutip inspirasi dua bahan utama kalsium dan magnesium dari air panas.
Dengan inovasi yang diklaim pertama di dunia ini, kami yakin Xtracare, rangkaian produk perawatan kulit pertama dari Interbat Aesthetic yang teruji secara klinis, mampu memperbaiki skin barier dan mengembalikan fungsi kulit yang rusak.