NEW YORK – Para ilmuwan telah lama memperdebatkan keberadaan pasang surut di danau dan lautan hidrokarbon Titan.
Bukti baru menunjukkan bahwa garis pantai danau metana dan etana cair di Titan terbentuk oleh gelombang, yang memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kita tentang Bulan dan misi masa depan ke Bulan.
Penelitian yang dipimpin oleh profesor MIT Taylor Perron ini menganalisis gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa Cassini dan membandingkannya dengan pola erosi pantai di Bumi.
Seperti dilansir IFL Science, mereka menemukan bahwa bentuk pantai Titan konsisten dengan erosi akibat gelombang.
Meskipun hasil ini tidak konklusif, mereka menunjukkan kemungkinan terjadinya pasang surut yang signifikan di danau-danau Titan karena terbatasnya resolusi gambar Cassini. Kehadiran gelombang ini dapat menimbulkan beberapa konsekuensi penting:
Gelombang yang cukup kuat hingga menembus garis pantai menandakan adanya angin kencang di Titan. Hal ini akan membantu para ilmuwan memahami pola atmosfer Titan dan bagaimana ia berinteraksi dengan permukaannya.
Meteorit yang jatuh ke danau Titan dapat menyebabkan tsunami. Mempelajari pasang surut air laut di Titan akan membantu para ilmuwan memperkirakan risiko peristiwa semacam itu.
Pasang surut mungkin berperan dalam evolusi danau Titan dengan mengangkut sedimen dan bahan kimia di sekitar danau.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi keberadaan gelombang di Titan dan untuk memahami implikasinya. Misi Dragonfly NASA, yang dijadwalkan diluncurkan pada tahun 2027, diharapkan dapat memberikan data baru yang berharga tentang danau dan lautan Titan.
Secara keseluruhan, penemuan potensi tsunami di Titan merupakan kisah menarik yang membuka jendela baru dalam memahami alam semesta yang menakjubkan ini.