Jakarta, designsuperstars.net – Platform media sosial populer TikTok telah digugat oleh 14 negara karena dianggap merugikan kesehatan mental anak dan membuat mereka kecanduan.
Beberapa negara bagian, termasuk New York, California dan District of Columbia, mengajukan gugatan pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Inti dari klaim tersebut adalah algoritma TikTok, yang dirancang untuk menarik perhatian penggunanya dengan terus menampilkan konten berdasarkan kebutuhan individu melalui feed “Untuk Anda”.
Seperti dilansir AP News, Jaksa Agung menuduh TikTok sengaja membuat fitur yang membuat pengguna terus menelusuri konten, seperti notifikasi dengan suara “buzz” khusus dan filter yang meningkatkan gambar tubuh yang tidak realistis.
Hal ini, kata mereka, menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan dismorfia tubuh pada anak-anak.
Jaksa Agung Kolombia Brian Schwalb menyebut algoritma pemicu dopamin TikTok sengaja dirancang untuk membuat anak-anak kecanduan.
“Mereka memanfaatkan fakta bahwa platform ini mendorong generasi muda untuk menggunakan aplikasi mereka secara berlebihan,” kata Schwalb.
TikTok membantahnya
Menanggapi tudingan yang dibantah TikTok tersebut, juru bicara TikTok, Alex Haurek menegaskan, TikTok telah berusaha bekerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk mencari solusi selama lebih dari dua tahun.
“Kami tidak setuju dengan klaim ini, banyak di antaranya yang kami yakini salah dan menyesatkan,” kata juru bicara TikTok Alex Haurek.
Perusahaan tetap berkomitmen untuk melindungi anak-anak dan remaja dan akan terus memperbarui dan mengembangkan produk.
Meskipun TikTok mengklaim bahwa platformnya aman bagi pengguna di bawah 18 tahun, jaksa berpendapat bahwa anak-anak dapat dengan mudah melewati batasan usia, mengakses konten dewasa, dan berpartisipasi dalam tantangan berbahaya.
Jaksa Agung New York Letitia James mengatakan banyak anak di negara bagian itu terluka, bahkan terbunuh, akibat mengikuti tantangan TikTok yang berbahaya.
“TikTok mengklaim bahwa ini tidak aman bagi generasi muda, namun hal tersebut jauh dari kebenaran. Di New York dan di seluruh negeri, generasi muda telah meninggal atau terluka saat melakukan tantangan TikTok yang berbahaya, dan banyak yang mengalami depresi, kecemasan, dan depresi karena TikTok membuat ketagihan. , kata Jaksa Agung New York Letitia James seperti dikutip AP News, Rabu 9 Oktober 2024.
TikTok dituduh mengeksploitasi pengguna baru
Gugatan tersebut juga menuduh TikTok memfasilitasi transaksi ilegal melalui TikTok LIVE. Fitur ini memungkinkan pengguna membeli koin untuk memberikan hadiah kepada streamer, yang sebagian besar mencakup anak muda.
Para pejabat telah menetapkan bahwa TikTok mengumpulkan komisi besar dari transaksi ini, sehingga memfasilitasi pelecehan anak secara online.
TikTok menerima komisi 50% untuk transaksi uang ini, tetapi tidak mendaftar sebagai pengirim uang ke Departemen Keuangan AS atau otoritas daerah, menurut pengaduan tersebut. Polisi tangkap orang tua yang meninggalkan anaknya meninggal di RSUD Jakarta Barat Polisi di IGD Grogol Petamburan menangkap sepasang suami istri yang meninggalkan anaknya yang berusia 5 bulan meninggal di ruang gawat darurat (IGD) RS tersebut. designsuperstars.net.co.id 13 Januari 2025