designsuperstars.net, Jakarta Anak hiperaktif mempunyai masalah di rumah dan di sekolah. Namun, orang tua dan anak perlu memahami bahwa perilaku tersebut bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah dikendalikan oleh anak.
Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, ada beberapa cara yang bisa digunakan. Strategi tersebut tidak hanya membantu mengendalikan atau mengurangi aktivitas motorik berlebihan tetapi juga dapat mengurangi kecemasan pada anak, guru, dan orang tua.
Penting untuk diketahui bahwa siswa dengan ketidakmampuan belajar terkadang bergelut dengan kecemasan, seperti halnya anak-anak yang didiagnosis autisme atau kecemasan. Hal ini juga sangat relevan bagi siswa dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD).
Berikut tips bagi guru dan orang tua tentang cara menghadapi anak hiperaktif di kelas dan di rumah seperti dilansir A Real Family. Kiat untuk Guru
1. Luangkan waktu untuk istirahat
Faktanya, tidak memberikan waktu istirahat pada anak untuk bermain fisik dapat memperparah hiperaktif anak di kelas.
Berikan waktu istirahat dan pertimbangkan untuk mengizinkan siswa berjalan-jalan, melakukan olahraga ringan, peregangan, dan latihan pernapasan untuk meredakan ketegangan setiap jam.
Melakukan aktivitas fisik pada waktu yang tepat, seperti saat istirahat, juga membantu mempelajari bahwa gerakan yang kuat dapat disesuaikan dengan situasi dan aturan.
Pasangkan anak Anda dengan temannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah di kelas, membagikan kertas, membersihkan papan tulis, atau melakukan aktivitas fisik lainnya.
Dengan cara ini, siswa mempunyai waktu istirahat dan kesempatan untuk bergerak, sambil merasa didukung.
3. Biarkan anak berdiri
Pertimbangkan untuk menggunakan meja berdiri atau tempat kerja dengan kursi bean bag, yaitu kursi besar dengan bantalan empuk di sudut atau belakang ruangan yang memungkinkan siswa berdiri saat bekerja.
Biarkan siswa memilih apakah mereka ingin berdiri atau duduk di kursi bean bag tergantung kebutuhan mereka. Kursi beanbag dapat membantu siswa dengan masalah integrasi sensorik, yang dialami beberapa anak hiperaktif.
4. Gunakan Bola Stres
Bola beban adalah bola karet atau busa kecil yang diisi dengan tanah liat atau gel. Gunakan bola beban atau mainan yang tenang untuk memasukkan anak Anda ke dalam saku atau di mejanya. Mainan semacam itu dapat memusatkan perhatian, terutama pada siswa yang mempunyai masalah integrasi sensorik.
5. Dorong Fokus pada Detail
Jika siswa sedang mengerjakan tugas, mintalah mereka memeriksanya dengan cermat sebelum menyerahkannya. Hal ini akan mengajarkan mereka pentingnya memperhatikan detail agar tidak melakukan kesalahan yang dapat merugikan studi mereka. Membagi tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil juga dapat membantu siswa yang melakukan multitasking agar berhasil.
6. Berikan Kesempatan Kedua
Saat menilai pekerjaan siswa, tunjukkan kesalahannya dan beri mereka kesempatan untuk mendapatkan kembali sebagian nilainya dengan memperbaiki kesalahan tersebut. Hal ini akan mengajarkan mereka untuk lebih tepat dan mendorong mereka untuk meningkatkan pekerjaan mereka.
Orang tua dari anak hiperaktif mempunyai banyak cara untuk membantu mereka sukses di sekolah dan di rumah. Ini termasuk memberikan pujian, pengingat visual, dan bimbingan yang lembut dan penuh kasih. Tips di atas juga banyak bisa diterapkan di rumah, seperti memberikan waktu istirahat di sela-sela aktivitas.
Menyadari bahwa hiperaktif tidak sama dengan perilaku buruk yang disengaja dapat membantu orang tua memperlakukan anak mereka dengan sabar dan kasih sayang.
Sederhananya, banyak anak hiperaktif yang perlu lebih banyak bergerak, itulah sebabnya mereka bosan dan sulit duduk diam. Pengendalian diri dan fokus juga bisa menjadi tantangan bagi mereka.
Selain itu, orang tua dan guru harus berusaha mendorong komunikasi terbuka untuk menentukan strategi terbaik dalam mendukung anak dan memenuhi kebutuhan mereka.
Jika tingkat atletik anak melebihi batas normal atau mengganggu kehidupan sehari-hari, sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter anak. Anak tersebut mungkin perlu diskrining untuk mengetahui adanya gangguan defisit perhatian.
Jika seorang anak didiagnosis menderita ADHD, pengobatan mungkin termasuk pengobatan, terapi bicara, dan dukungan lainnya.