JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ramadhan 1445 H bertajuk “Dakwah Kebudayaan: Memperluas Dana Umat dan Akar Rumput Muhammadiyah”. Ketua PP Muhammadiya Prof. Menurut Dr. Haidar Nashir, topik budaya dakwah dipilih karena merupakan bagian dari gerakan Muhammad.
Hal ini dijelaskannya dalam pidato pengukuhannya pada pembukaan Kuliah di Jakarta, tepatnya di Auditorium KH. Ahmad Azhar Basir, M.Si., Gedung Beasiswa Universitas Jakarta (UMJ).
“Dakwah budaya adalah bagian dari gerakan dimana Anda dapat memperluas landasan gerakan dan kehadiran Muhammad di bawah.” Lalu, kita bisa mengakselerasi budaya dakwah, alat aksi kita. juga memperkokoh landasan gerakan Muhammadiyah,” kata Haidar.
Hakikat kebudayaan ini terlihat dari sejarah perkembangan dakwah Muhammad yang menyebar dari Jawa hingga Ternate dan Tidore pada awal masa Muhammad. Hadar meminta para partisipan penelitian untuk mengingat kembali perjalanan dakwah Muhammad yang seringkali berfokus pada lingkungan ekonomi.
“Mohammadisme telah menyebar ke daerah-daerah yang jauh melalui apa yang disebut bisnis-bisnis Mohammedan,” kata Khadar. Khadar mengakui keberadaan Muhammadiyah yang saat itu digemari masyarakat sebagai agama baru.
Terkait hal tersebut, Hayedar mengatakan proyek tersebut juga berkat keberhasilan Universitas Jakarta memperoleh akreditasi tinggi. Ia mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada sivitas akademika UMJ.
“Di bawah kepemimpinannya yang luar biasa, alhamdulillah banyak prestasi yang diraih dan mendapat pengakuan tinggi,” kata Khadar.
Membuka survei, Rektor UMJ Prof. Dr Ma’mun Murod mengucapkan terima kasih telah memilih UMJ sebagai pusat studi PP Muhammadiyah.
Ma’mun juga menyampaikan bahwa UMJ mencoba berdakwah tentang budaya Muhammadiyah yang hilang. Salah satunya melalui seni musik.
Menurutnya, itu adalah H.H. Ahmad Dahlan pada masa awal Muhammad lebih menyukai dakwah tradisional melalui tradisi dan budaya.
Penelitian dilakukan di dua lokasi, yaitu di wilayah Yogyakarta khusus Universitas Yogyakarta (UMY), dan di Jakarta khusus Universitas Jakarta (UMJ).
Peserta kajian Ramadhan di Jakarta berasal dari Musyawarah Daerah Muhammadiyah, Aysia, Organisasi Independen, Organisasi Pendukung Muhammadiyah, Organisasi dan Pusat, serta Pulau Jawa dan Sumatera.