designsuperstars.net, Hutang Jakarta karena pemerintah Indonesia mencapai 800,33 rp triliunan pada tahun 2025 tahun depan. Menteri Keuangan Sri Mlyani Indrawati menjelaskan bahwa nilai utang tidak menjadi masalah selama kondisi pemerintah stabil.
Diketahui bahwa 2025 adalah tahun pertama dari administrasi presiden terpilih Prabowo Subiato dan Gibran Rakabuming Raka. Nilai nilai hutang yang jatuh tempo terungkap dalam diskusi struktur ekonomi makro dan poin utama kebijakan pajak (Kem PPKF) dalam proyek anggaran negara 2025.
Sri Mishani mengatakan bahwa risiko utang yang memadai cukup kecil jika keuangan negara stabil di masa depan.
“Kematangan utang pemerintah, ini biasanya menyebabkan banyak orang yang menganalisis, ada orang -orang yang khawatir; oleh karena itu, jika arah adalah masalah yang memadai, risiko yang dihadapi oleh suatu negara tidak dalam kebesarannya, tetapi jika kemampuan negara untuk mengatasi biaya yang dianggap adil, itu telah menjadi bentuk risiko,” katanya dalam pertemuan kerja dengan komite perwakilan.
“Oleh karena itu, jika negara ini tetap kredibel, anggaran negara baik, kondisi ekonomi baik, kondisi politik stabil; oleh karena itu ritme hampir pasti bahwa risikonya sangat kecil karena pasar berpikir bahwa” oh negara ini tetap sama “, lanjutan. Rincian rincian utang hutang
Ingatlah bahwa tingkat utang disebabkan oleh PR. 800,33 triliun, yang akan didukung oleh pemerintah Prabowo -Gibran, termasuk pr. 705,5 triliun, adalah obligasi pemerintah (SBN) dan sisa Rp 94,83 triliun pinjaman yang jatuh tempo.
Dia mengulangi hutang tinggi Republik Indonesia di tahun -tahun mendatang itu bukan masalah jika kondisi keluarga stabil.
“Untuk kedewasaan seperti yang terlihat di sini 2025, 2026, 2027, yang tampaknya tinggi bukanlah masalah selama persepsi anggaran negara, kebijakan pajak, ekonomi dan politik tetap sama,” kata Menteri.
Selain itu, bendahara negara mengungkapkan alasan utang tinggi karena di tahun -tahun mendatang. Salah satunya, ada berat belanja selama Pandami Covid-19, yang mencapai hampir 1.000 triliun RP. Pada saat yang sama, pendapatan negara menurun sebesar 19 %.
“Jadi defisit kami tinggi, pada saat itu, komisi XI, dengan kami dan Pak Perry (Gubernur BI) telah sepakat untuk membuat beban beban menggunakan surat utang negara dengan maksimal 7 tahun,” katanya.
“Oleh karena itu, jika pada tahun 2020, kematangan maksimum Pandemi semuanya dalam 7 tahun dan, pada kenyataannya, ini sekarang konsentrasi dalam 3 tahun terakhir 5, 6, 7, sebagian dalam 8 (tahun). Sekarang, inilah yang menyebabkan persepsi, serta banyak hutang.