designsuperstars.net, JAKARTA – Kajian yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengidentifikasi perlunya koordinasi antar aktor kebijakan dan integrasi antara pemerintah dan pihak lain. program. Sebab, masih terdapat beberapa program pemerintah di bidang pendidikan yang tidak saling berkaitan, serta koordinasi dan komunikasinya kepada masyarakat kurang baik.
“Selanjutnya, harus ada pedoman yang jelas pada setiap kebijakan untuk implementasi yang tepat dan kualitas pendidikan (yang setara),” kata Wakil Direktur CSIS Medelina K. Henditio dalam diskusi bertajuk “Mempromosikan Visi Emas.” Indonesia 2045-Kolaborasi Pemerintah dan Swasta dalam Peningkatan Pendidikan’ di Tanoto Foundation Impact Gallery, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Penelitian yang didukung oleh Tanoto Foundation ini melihat kemajuan negara ditentukan oleh kualitas pendidikan yang tersedia. Faktanya, ini bukan hanya pekerjaan pemerintah. Kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya di bidang pendidikan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan pendidikan Indonesia.
Inisiatif dari sektor swasta, mulai dari perusahaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), LSM hingga filantropi, berperan penting dalam menyediakan akses pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan, memastikan kesiapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendidikan. kapasitas. , dan melaksanakan kebijakan atau program pendidikan di berbagai tingkatan.
Kajian Lanskap Pendidikan dan Analisis Kebijakan Pendidikan Indonesia memberikan gambaran menyeluruh mengenai lanskap pendidikan di Indonesia. Hal ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk memaksimalkan program pendidikan yang dilaksanakan dan mengatasi tantangan yang muncul selama lima tahun terakhir.
Dalam pemaparannya, Kepala Riset CIPS Aditya Alta mengatakan dengan berpartisipasi di sektor pendidikan dan menyelaraskan upayanya dengan tujuan Indonesia Emas 2045, sektor swasta dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan sistem pendidikan dan tujuan pembangunan nasional di Indonesia. secara keseluruhan.
Selain itu, faktor pendukung keberhasilan sektor swasta dalam melaksanakan intervensi kebijakan dapat diukur dari promosi program, dukungan pemerintah daerah dan pusat, serta ketersediaan sumber daya. Inge Kusuma, Country Head Tanoto Indonesia Foundation, mengatakan survei tersebut menemukan bahwa meskipun terdapat berbagai tantangan, sektor swasta dan pegiat filantropi bertekad untuk berkontribusi.
“Melalui setidaknya lima bidang utama – peningkatan akses, kualitas, pengembangan tenaga kerja, peningkatan kualitas sekolah, dan tata kelola,” jelas Inge.
Kami berharap studi yang akan dirilis pada bulan April ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah dan swasta untuk bekerja sama meningkatkan pendidikan Indonesia. Menurut Inge, dukungan Tanoto Foundation bukan sekedar memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan swasta, namun mengkatalisasi pencapaian melalui pendekatan koalisi dengan pemangku kepentingan.
Di Vidyaprada, Spesialis Utama Kementerian Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan dan Kebudayaan, Bernard Purba, mengatakan pihaknya sangat mendukung agenda kolaborasi swasta untuk tujuan pendidikan nasional. Menurutnya, semua pihak mempunyai peran sesuai bidang dan kemampuannya untuk memajukan pendidikan Indonesia guna menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045.