Genjot Anak Muda Punya Rumah, Bank Syariah Indonesia Tawarkan Jangka Waktu hingga 30 Tahun

Read Time:5 Minute, 42 Second

designsuperstars.net, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI memberikan kemudahan bagi generasi muda atau generasi milenial untuk memiliki rumah idaman melalui BSI Griya Simuda. plafon hingga 120%.

Mengenai produk strategis yang memudahkan kepemilikan rumah ini, Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna mengatakan pembiayaan BSI Griya memiliki berbagai keunggulan antara lain angsuran tetap, skema angsuran yang beragam, bebas biaya keamanan dan penilaian, dapat membeli sebagian haji dan di Indonesia sudah 3.500 yang bekerjasama. dengan banyak pengembang.

“Tentunya ini bisa menjadi pilihan yang meringankan arus kas keuangan nasabah, khususnya segmen anak muda,” kata Anton dalam keterangan resmi, Rabu (24/1/2024).

Kami juga berharap program Bank Syariah Indonesia dapat membantu meringankan permasalahan perumahan. Apalagi dapat merangsang pertumbuhan sektor real estate pada tahun 2024. Seperti diketahui, sektor properti merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi, sehingga pertumbuhannya diharapkan tetap positif.

“Kami yakin prospek pembiayaan QPR atau kepemilikan rumah akan terus meningkat. Prospek sektor real estate pada tahun 2024 akan terus bergerak ke arah positif sejalan dengan perkiraan AJC bahwa pertumbuhan pinjaman perbankan akan naik di atas 10% pada tahun 2024,” tambahnya.

Di sisi lain, demi melindungi pertumbuhan sektor properti, Anton juga mengatakan pihaknya menyambut baik rencana pemerintah menambah jangka waktu KPR menjadi 35 tahun. Menurutnya, semakin banyak generasi muda yang memiliki peluang besar untuk memiliki rumah jika ada pilihan jangka waktu pembiayaan hingga 35 tahun.

“BSI menyambut baik diskusi ini, tentunya membuka peluang lebih besar bagi kepemilikan rumah. Kepemilikan rumah pertama merupakan peluang besar bagi segmen pembiayaan BSI, BSI Griya Simuda, yang menyasar generasi muda. Karena bisa membuka lebih banyak peluang bagi generasi muda. agar masyarakat bisa memiliki rumah,” ujarnya.

Rencana pembiayaan perumahan yang direncanakan hingga 35 tahun ini juga merupakan langkah pemerintah menuju zero debt pada tahun 2045. Pada tahun 2021, backlog perumahan Indonesia masih mencapai 12,71 juta unit.

Dari dalam negeri, sentimen pasar perumahan diperkirakan positif pada tahun 2024, termasuk suku bunga. Sejumlah pelaku bisnis real estat menilai bank juga enggan menaikkan suku bunga KPR. Persaingan antar bank cukup sehat sehingga angsuran tetap realistis untuk menjaga kenyamanan nasabah.

Sementara itu, pendanaan CPR di BSI meningkat 10,6% year-on-year menjadi Rp 51,2 triliun pada September 2023 (YYYY). Pada tahun 2023, kualitas KPR BSI akan lebih baik sekitar 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan pendanaan KPR BSI tumbuh dan berkelanjutan dengan kualitas pendanaan yang baik.

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI optimistis labanya meningkat positif di FY2023.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Heri Gunardi memperkirakan pertumbuhan laba tahunan akan naik di atas 30% pada tahun 2023.

“Tahun 2023 keuntungannya dibatasi 30 – 31%, jadi bisa saja. Sekarang kita cek, belum selesai, kita hanya ingin menjaga konsistensi saja,” kata Heri saat ditemui di Jakarta (16/1/2024). ).

Jika dilihat dari laporan keuangan kuartal III 2023, laba bersih BSI mencapai Rp 4,2 triliun hingga September 2023. Realisasi tersebut mengalami peningkatan sebesar 31,04 persen secara tahunan.

Di sisi lain, Wakil Direktur BSI Bob Tjasika menjelaskan kepada Ananta bahwa BSI memang pemimpin di pasar syariah. Namun BSI membutuhkan bank kompetitif yang cukup besar dari segi nilai aset. “Karena di perbankan, size itu penting,” kata Bob.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Dengan demikian, hal ini merupakan peluang bagi terus berkembangnya perbankan syariah. Sekitar 87% atau 229 juta dari 250 juta penduduk Indonesia beragama Islam.

Melihat angka tersebut, seharusnya preferensi masyarakat terhadap perbankan syariah cukup tinggi, namun penetrasi perbankan syariah di tanah air hanya mencapai 7%. Artinya, 93% populasi Muslim di Indonesia tidak memahami keuangan dan perbankan syariah atau terbiasa dengan sistem yang lebih konvensional. Oleh karena itu, BSI berkomitmen untuk terus mendorong literasi keuangan syariah dan keterlibatan masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengantisipasi kinerja positif pada tahun 2024 di tengah kondisi perekonomian global yang masih penuh tantangan. Optimisme tersebut tidak lepas dari kuatnya fundamental bisnis perseroan dan perekonomian nasional yang dinilai masih baik.

Direktur Kementerian Keuangan dan Perbankan Internasional BSI Moh. Adib mengatakan, kekuatan fundamental perseroan yang pertama yang akan menunjang aktivitas perseroan adalah jumlah pelanggan. Saat ini BSI menjadi bank dengan jumlah nasabah terbesar ke-5 di Indonesia dengan jumlah 19,22 juta nasabah atau tumbuh 10,9 persen secara tahunan pada kuartal III-2023.

Kedua, BSI kuat dalam pembiayaan konsumen. Hingga September 2023, BSI telah mengalokasikan pendanaan sebesar Rp232 triliun, meningkat 15,94 persen year-on-year. Segmen konsumen mendominasi dan berjumlah Rp 117,92 triliun.

Ketiga, Bank Syariah Indonesia juga fokus kuat pada segmen UMKM. Faktanya, sebagian besar pendanaan berkelanjutan yang di BSI mencapai Rp 53,6 triliun hingga September 2023 yakni Rp 43,4 triliun diserap oleh segmen UMKM.

Lanjutnya, untuk mendukung perputaran roda perekonomian di sektor riil, BSI terus mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Indonesia yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik. Berdasarkan Rasio Pendanaan Inklusif Makroprudensial (MPR), 34,75 persen dari total pendanaan BSI merupakan pendanaan inklusif.

“Rasio pembiayaan inklusif makroprudensial untuk mendukung perputaran roda perekonomian sektor UMKM di Indonesia lebih baik atau 34,75 persen dari total pembiayaan BSI,” kata Adib dalam acara BSI Shariah Economic Outlook 2024 pada Jumat (17/11). /2023). .

Ia menjelaskan, faktor lain yang mendukung optimisme perseroan adalah langkah strategis dalam implementasi transformasi digital. Di era digital ini, syariah harus memperkuat layanan perbankan.

Misalnya saja BSI Mobile yang sudah menjadi pilihan sebagian besar nasabah untuk bertransaksi. 97 persen nasabah menggunakan BSI Mobile untuk bertransaksi sehari-hari dan hanya 3 persen nasabah yang masih mengunjungi cabang untuk bertransaksi.

“Sampai September 2023, transaksi BSI Mobile mencapai 438 juta transaksi. Berbeda dengan periode yang sama tahun 2022 sebanyak 343,78 juta transaksi, kata Adib.

Sementara itu, Kepala Ekonom BSI Banjaran Surya Indrastomo menilai perekonomian global masih mengalami perlambatan. Faktornya antara lain kebijakan moneter ketat bank sentral di negara maju seperti Amerika Serikat. Sebab, suku bunga acuan bank masih tetap tinggi mulai tahun 2023.

Inflasi global terkendali, namun masih terdapat risiko kenaikan harga komoditas akibat ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina atau Israel-Palestina. Selain itu, terdapat risiko perubahan iklim dan gangguan cuaca El Niño yang dapat menghambat produksi pangan hingga paruh pertama tahun 2024.

Artinya, pada semester II tahun 2024 diperkirakan akan terjadi pelemahan suku bunga acuan. Pada saat yang sama, terdapat risiko meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global akibat dinamika politik pemilu presiden AS.

Menurut dia, pertumbuhan positif perekonomian nasional diperkirakan akan terus berlanjut pada kisaran 5-6 persen seperti pada tahun 2023. “Di tengah ketidakpastian global, BSI optimistis perekonomian Indonesia akan terus tumbuh positif di atas 5 persen pada tahun depan. Diperkirakan tingkat konsumsi rumah tangga akan terus tumbuh kuat, ujarnya.

Selain itu, ditemukan bahwa tingkat konsumsi diperkirakan akan tetap tinggi pada tahun 2024 dengan kondisi pasokan manufaktur yang berlanjut (PMI Manufaktur > 50) di zona luas. Hal ini menunjukkan kepercayaan konsumen tetap terjaga. Salah satu pendorongnya adalah aktivisme pemilu, yang memutar roda perekonomian sekaligus meningkatkan belanja dalam negeri.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Ini Manfaat Menggunakan Pelembab Selama Puasa Ramadhan
Next post Kemenhub Ingatkan Mobil Listrik yang Mudik Naik Kapal Penyeberangan Wajib Diperlakukan Khusus