Air Jadi Kunci Dongkrak Produksi Pertanian Hadapi Cuaca Ekstrem El Nino

Read Time:3 Minute, 39 Second

designsuperstars.net, Jakarta Air merupakan kebutuhan terpenting untuk meningkatkan produksi pertanian. Di saat Indonesia dan seluruh dunia sedang mengalami periode kondisi cuaca El Nino ekstrem yang berkepanjangan. Terjadinya perubahan iklim akibat degradasi lingkungan dan berkurangnya keandalan air irigasi adalah sekitar 10,7% dari luas permukaan irigasi yang dijamin oleh waduk.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan pihaknya akan segera bertemu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyiapkan air melalui perbaikan irigasi di beberapa wilayah

“Nanti kami akan bekerjasama dengan Dinas PUPR karena ke depan kami sedang mempersiapkan alat-alat pertanian yang tersedia dan harga yang bermanfaat bagi petani. Karena itu yang diinginkan petani,” ujarnya.

Diketahui, Kementerian PUPR melalui Strategic Irrigation Improvement and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] yang didanai oleh Bank Dunia dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) telah ditandatangani pada Juli 2018, perubahan iklim sedang diperbaiki. Pertanian Cerdas [CSA] di 24 kabupaten di 10 kabupaten

Tujuan SIMURP adalah untuk meningkatkan pelayanan irigasi dan memperkuat akuntabilitas pengelolaan proyek irigasi. Indikator keberhasilannya mencakup wilayah di mana layanan irigasi/pengambilan air yang baru atau lebih baik sedang dilaksanakan. dan sektor pertumbuhan tanaman (IP).

Kementerian Pertanian RI melaksanakan proyek SIMURP bekerja sama dengan Kementerian PUPR, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Keuangan. dan Kementerian Dalam Negeri

Menteri Pertanian Amran menambahkan: Pihaknya kini fokus pada pengembangan dan pengelolaan mineral di dataran lumpur yang tersebar di beberapa negara bagian.

“Termasuk lahan garapan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Ada juga yang ditanam dalam proyek ini seperti padi dan jagung,” ujarnya.

Sementara itu, Dedi Nursyamsi, Direktur Badan Pembangunan dan Pembangunan Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, menegaskan keberhasilan kebijakan Kementerian Pertanian bergantung pada kerja sama antar pekerja di seluruh sektor pertanian, dengan dukungan pemangku kepentingan

“Untuk alasan ini Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah awal dalam upaya meningkatkan kecerdasan dan pemahaman. serta membandingkan pendapat dalam upaya mencapai swasembada beras dan jagung,” ujarnya.

Daerah irigasi Diketahui SIMURP terdiri dari dua hal pokok yaitu Bagian A dengan memulihkan/merehabilitasi sistem irigasi dan drainase di 12 wilayah dan 2 bendungan irigasi [DIR] di 9 kabupaten atau pemusatan 6 wilayah sungai [BBWS] dan 3 Balai Besar Wilayah Sungai [BWS ] meliputi area seluas 98.935 hektar.

Sedangkan Seksi B berbentuk DI modern di DI Jatiluhur yang utamanya berada di Saluran Induk Tarum Timur dan Saluran Induk Tarum Utara, dengan luas layanan irigasi 176.175 hektare selain dua seksi utama tersebut. SIMURP didukung oleh Bagian C yang juga merupakan bagian manajemen proyek

DI dan DIR Kategori A meliputi DI Premium di Sulawesi Selatan; BBWS Pompengan Jeneberang di Kabupaten Takalar; BBWS Cimanuk Cisanggarung di Indramayu dan Cirebon [Jawa Barat]; BBWS Serayu Opak di Purworejo, Banjarnegara dan Purbalingga [Jawa Tengah]; BBWS Brantas di Jember [Jawa Timur]; BWS NT I di Lombok Tengah [NTB]; BWS Sumatera II di Deli Serdang dan Serdang Bedagai [Sumatera Utara]; BBWS Pompengan di Pulau Pankajene dan Bone [Sumsel]; Sedangkan DIR meliputi BBS Sumatra VIII di Banyuasin dan BBWS Kalimantan I di Kalingan [Kalimantan Tengah].

Saat ini Kementerian Pertanian RI melalui Badan Pembinaan Pertanian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) tengah memanfaatkan kembali dan membuat lahan rawa sebagai salah satu opsi untuk meningkatkan produksi padi.

Program ini dicanangkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebagai upaya mendorong kemandirian pangan Indonesia.

“Program untuk mencapai swasembada pangan salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan lahan gambut untuk meningkatkan produksi pangan,” ujarnya, Jumat (3/8/2024). Dukungan dari berbagai pihak Dimulai dari pemerintah daerah Petugas promosi dan petani muda

Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, menyampaikan hal serupa bahwa Kementerian Pertanian terus berupaya menyukseskan land reform melalui kerja BPPSDMP.

“Lebih jauh lagi, krisis pangan mengakibatkan penerapan hukum ekonomi. dimana kebutuhan pangan sangat besar Tapi makanannya terbatas,” katanya.

Untuk mencapai hal tersebut di atas, Dedi Nursyamsi merantau ke Kalimantan Selatan untuk bekerja. untuk mengatur “Upaya Besar Peningkatan Produksi Padi dan Jagung di Kalimantan Selatan”

Bertempat di SMK Negeri Banjarbaru, acara diawali dengan pertemuan dengan perwakilan dari berbagai instansi teknis (UPT) se-Kalsel antara lain BBPP Binuang, BSIP Kalsel, BSIP Rawa Land Kalsel dan SMKPP Negeri Banjarbaru.

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian mengajak pemangku kepentingan dan petani untuk mengatasi krisis pangan dunia dengan memperbaiki lahan pertanian salah satunya pemanfaatan lahan gambut.

Dedi Nuyamzi menyerukan kita harus bekerja sama mengatasi krisis pangan yang terjadi saat ini. Akibat konflik dan El Niño yang terjadi sejak Februari 2023

“Akibat fenomena El Niño Oleh karena itu, beras sangat berkurang. Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya Kita bisa produksi 32,5 juta ton,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Prediksi Superkomputer: Manchester City Juara Liga Inggris 2023/2024
Next post Pegipegi (Akhirnya) Pergi Selamanya